Serikat aktor Inggris tolak kehadiran AI Tilly Norwood sebagai aktris

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Serikat pekerja aktor Inggris, Equity, menolak kehadiran Tilly Norwood, sesosok karakter perempuan yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI), sebagai aktris.

Pencipta Norwood, Eline Van der Velden dari perusahaan produksi AI Particle6, mengklaim bahwa agensi-agensi bakat sedang mengincar "aktris" tersebut.

Penyelenggara audio dan media baru di Equity Shannon Sailing dalam sebuah wawancara dilansir dari The Hollywood Reporter, Jumat, menyatakan Tilly bukanlah seorang aktris, melainkan alat AI yang dibangun dari karya para penampil hiburan tanpa izin atau kompensasi.

Baca juga: James Cameron: Gen AI tak akan bisa gantikan seniman dan aktor manusia

“Tilly adalah alat AI, bukan seorang penampil hiburan. Namun, alat tersebut dibangun dari karya para penampil hiburan, dan kami khawatir tentang asal-usul karya tersebut serta apakah izin telah diberikan untuk digunakan dengan cara ini," ujar Shannon.

Sekretaris Jenderal Equity, Paul Fleming menambahkan, penggunaan AI dalam industri film harus mempertimbangkan hak-hak para seniman dan memastikan bahwa tidak ada penyalahgunaan terhadap karya mereka.

"Sebuah program komputer telah menciptakan sesuatu yang secara fundamental terputus dari pekerjaan akting, kerajinan akting, tetapi juga jiwa manusia," kata Fleming.

Baca juga: Aktris AI Tilly Norwood debut di Hollywood menuai protes

Equity juga berkomitmen untuk melobi pemerintah Inggris agar memperkuat hak-hak artis, memastikan bahwa semua seniman terlindungi, termasuk mereka yang tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan kontrak serikat pekerja.

Dalam konteks ini, serikat pekerja menyerukan penetapan standar minimum dalam penggunaan AI di industri film dan televisi.

Sementara itu, dalam peluncuran "studio bakat AI pertama di dunia" Xicoia di Festival Film Zurich, Eline Van der Velden membela kehadiran Norwood di akun media sosialnya dengan mengatakan bahwa ciptaannya itu "bukanlah pengganti manusia".

Baca juga: Di China, robot humanoid tempuh gelar doktoral bidang seni

“Saya melihat AI bukan sebagai pengganti manusia, tetapi sebagai alat baru, kuas baru," kata Eline.

Sebagaimana animasi, boneka, atau teknologi CGI membuka kemungkinan baru tanpa mengurangi seni akting "live-action", Eline berpandangan bahwa AI menawarkan cara lain untuk membayangkan dan membangun cerita.

"Menciptakan Tilly, bagi saya, merupakan sebuah tindakan imajinasi dan keterampilan, mirip seperti menggambar karakter, menulis peran, atau membentuk sebuah pertunjukan," ujar dia pula.

Baca juga: Korsel target produksi massal robot humanoid 2029, mobil otonom 2030

Baca juga: China bergerak menuju komersialisasi robot humanoid berskala besar

Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |