Pandeglang (ANTARA) - Para seniman disabilitas yang tergabung dalam komunitas SNA mengubah sampah laut jadi karya seni di Labuan, Pandeglang, Banten, melalui serangkaian kegiatan diskusi, pameran, hingga pertunjukan teater boneka yang terbuat dari daur ulang sampah untuk menyuarakan kepedulian terhadap isu sampah pesisir.
Ketua Komunitas Special Needs Artivity (SNA), Khairul Hakim, di Pandeglang, Rabu, mengatakan bahwa ide kegiatan ini lahir sebagai respons atas viralnya Teluk Labuan yang dinobatkan sebagai salah satu pantai terkotor oleh Pandawara Group pada 2024.
“Kami ingin merespons isu itu lewat seni. Bagaimana menjadikan keresahan lingkungan sebagai ekspresi yang bisa menyentuh publik,” ujarnya.
Melalui kolaborasi dengan Pandeglang Creative Hub, GudRND Jakarta, Komunitas Botol dan Precious Plastic Bandung sejak Desember 2024, para seniman melakukan riset dan lokakarya untuk mengubah sampah menjadi karya seni yang fungsional untuk pertunjukan. Yang bertajuk "Tina Sagara ka Sagala" atau dari laut untuk segala yang berlangsung pada 8 sampai 10 September 2025.
Baca juga: Limbah kelapa disulap jadi karya seni kreatif di Myanmar
Hasilnya, beragam sampah yang mencemari pesisir diolah menjadi berbagai bentuk boneka dan alat musik. Seluruh karya tersebut kemudian ditampilkan dalam sebuah pameran di Balai Pelabuhan Perikanan Pantai (BPPP) Labuan dan menjadi properti utama dalam pertunjukan teater boneka.
Ia mengungkapkan bahwa karya-karya ini menjadi medium untuk merefleksikan masalah sampah kiriman yang diterima masyarakat Desa Teluk.
“Sebagian besar sampah itu bukan berasal dari warga sekitar, melainkan terbawa arus dari perkotaan,” jelasnya.
Puncak acara berupa pementasan teater boneka digelar pada Rabu malam. Pertunjukan tersebut mengangkat kisah tentang ingatan masyarakat akan Teluk Labuan yang dahulu menjadi tempat penyu berlabuh untuk bertelur, namun kini telah tergantikan oleh tumpukan sampah.
"Melalui panggung seni, SNA ingin menyuarakan bahwa pemulihan Teluk Labuan memerlukan kerja sama berbagai pihak agar laut kembali menjadi rumah bagi penyu dan biota lainnya," ujarnya.
Baca juga: Karya seni koleksi Hendra Hadiprana dipamerkan mulai 23 Agustus
Pewarta: Desi Purnama Sari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.