Semangat KAA, RI dorong BRICS suarakan kepentingan negara berkembang

2 months ago 7

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan Indonesia mendorong BRICS menjadi tonggak kekuatan bagi Global South, yang sesuai dengan semangat Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung, untuk menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang.

“Indonesia memandang penting untuk menjalin komunikasi, hubungan baik dan kerja sama dengan seluruh negara, organisasi internasional dan informal groupings di dunia, termasuk BRICS,” kata Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat melalui pernyataan tertulis saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Menurut pria yang akrab disapa Roy itu, kepentingan negara-negara berkembang yang disuarakan oleh BRICS termasuk hak untuk membangun dan berkontribusi secara positif bagi perdamaian, stabilitas dan kemakmuran global.

Juru Bicara Kemlu RI itu kembali menegaskan bahwa bergabungnya Indonesia di BRICS merupakan salah satu bentuk pelaksanaan politik luar negeri RI yang bebas dan aktif, sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi Undang-undang Dasar (UUD) 1945.

Baca juga: Presiden Brazil sebut Indonesia teman lama, berperan sejak KAA Bandung

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva kompak membawa semangat KAA Bandung dalam KTT BRICS 2025 untuk kemajuan negara-negara berkembang di tengah kondisi dunia yang penuh ketidakpastian.

Presiden Lula menilai Indonesia memiliki peran bersejarah dalam mengibarkan semangat perjuangan negara Global South sejak penyelenggaraan KAA di Bandung pada 1955.

Hal itu ditunjukkan oleh Presiden Lula dengan menyebutkan Konferensi Bandung dalam pidatonya pada sesi Perdamaian dan Keamanan BRICS, Tata Kelola Global yang diadakan pada 6 Juli 2025.

“Sebagian besar negara yang saat ini tergabung dalam BRICS merupakan salah satu pendirinya (PBB). Sepuluh tahun kemudian, Konferensi Bandung menolak pembagian dunia menjadi zona-zona pengaruh dan memajukan perjuangan untuk tatanan internasional multipolar. BRICS adalah pewaris Gerakan Non-Blok,” mengutip pidato Presiden Lula tersebut.

Presiden Lula dalam pidatonya itu juga mendorong transformasi mendalam di Dewan Keamanan PBB, dan meningkatkan legitimasi, keterwakilan, efektivitas, dan karakter demokratis PBB, menegaskan bahwa hal tersebut memastikan kelangsungan sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca juga: Prabowo bawa Dasasila Bandung ke BRICS

Baca juga: Indonesia sambut positif kemitraan BRICS untuk pemberantasan penyakit

Baca juga: Kemlu: Kerja sama BRICS tawarkan sistem pembayaran alternatif

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |