Jakarta (ANTARA) - Selandia Baru menawarkan teknologi dan keahlian yang dimilikinya untuk membantu pertumbuhan sektor peternakan Republik Indonesia, terutama dalam upaya meningkatkan produksi susu dan daging sapi berkualitas tinggi.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian Todd McClay dalam wawancara khusus di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Kamis -- mengacu pada posisi negaranya sebagai salah satu pemasok dan eksportir susu dan daging sapi terbesar dunia.
“Peternak di Selandia Baru menghasilkan susu terbanyak per ekor hewan dibandingkan negara manapun di dunia. Kami percaya ilmu pengetahuan, keahlian, dan teknologi yang kami miliki — termasuk dalam hal pakan ternak dan berbagai praktik peternakan — dapat dibawa ke Indonesia untuk membantu. Kami sangat antusias untuk mewujudkannya,” katanya.
McClay yang juga menjabat sebagai Menteri Kehutanan serta Menteri Perdagangan dan Investasi itu, mengatakan bahwa Selandia Baru memandang kemitraan dengan Indonesia sebagai sesuatu yang sangat positif dan saling menguntungkan.
Tidak hanya mengandalkan ekspor produk susu ke Indonesia yang terus menunjukkan pertumbuhan, Selandia Baru juga telah membangun pabrik susu di Indonesia yang bekerja sama dengan pelaku industri tanah air pada 2014.
Kendati demikian, McClay mendapati bahwa program kerja sama tersebut akan segera berakhir. Oleh karena itu, melalui kunjungannya ke Indonesia kali ini, dirinya kembali menyampaikan komitmen untuk memberikan dukungan berkelanjutan terhadap sektor peternakan Indonesia.
“Namun saya diberi tahu bahwa program ini akan segera berakhir. Karena itu, hari ini saya berkomitmen untuk kembali meninjau dan melihat bagaimana kami dapat meningkatkan program tersebut, memberikan lebih banyak energi dan sumber daya. Saya ingin menggandakan upaya kami di bidang ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, McClay menyampaikan bahwa dalam pertemuannya dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Kamis pagi, keduanya turut membahas perluasan kerja sama untuk meningkatkan produksi beras.
Berkaca pada produksi di Selandia Baru, dirinya menyampaikan bahwa peningkatan produksi beras tidak hanya dilakukan dengan menambah luas lahan tanam, namun bisa dengan pengembangan varietas baru.
“Jika kita lihat pada apel dan hortikultura, sebagai contoh, kami memiliki banyak varietas baru yang tumbuh lebih cepat dengan ukuran yang lebih besar dan lebih bergizi. Ini berarti hasil panen petani meningkat, penghasilan mereka bertambah, dan mereka dapat memberi makan lebih banyak orang,” ujar dia.
Adapun Indonesia dan Selandia Baru baru saja menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait penguatan perdagangan bilateral komoditas pertanian kedua negara.
Menteri Pertanian Amran mengatakan Indonesia mendorong perdagangan yang seimbang dan saling menguntungkan bersama Selandia Baru, dengan menawarkan produk ekspor unggulan seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO) hingga kopi.
“Kita akan memperkuat kolaborasi ke depan. Tadi kami tanda tangan MoU, meminta (solusi) win-win supaya perdagangan kita bisa balance. Kami dorong ekspor CPO, karet, kakao dan kopi. Mereka bersedia tingkatkan ekspor Indonesia ke Selandia Baru,” kata Mentan Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Baca juga: RI-Selandia Baru teken MoU perdagangan dan kerja sama sektor pertanian
Baca juga: Selandia Baru bidik kemitraan susu saling menguntungkan dengan RI
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.