Sektor manufaktur Inggris alami kontraksi 7 bulan berturut-turut

3 months ago 27
Data menunjukkan bahwa produksi manufaktur Inggris mengalami kontraksi untuk bulan ketujuh secara berturut-turut pada Mei.

London (ANTARA) - Sektor manufaktur Inggris pada Mei 2025 masih mengalami kontraksi di tengah kondisi pasar global yang lemah, ketidakpastian perdagangan, dan meningkatnya biaya tenaga kerja, berdasarkan data yang dirilis oleh S&P Global pada Senin (2/6).

Indeks Manajer Pembelian (purchasing managers' index/PMI) Manufaktur Inggris yang disesuaikan secara musiman berada di angka 46,4 pada Mei, naik dari 45,4 pada April lalu, ungkap S&P Global, dengan catatan bahwa angka tersebut tetap menunjukkan penurunan kinerja operasional selama delapan bulan terakhir.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa produksi manufaktur Inggris mengalami kontraksi untuk bulan ketujuh secara berturut-turut pada Mei, sementara volume bisnis baru menurun untuk bulan kedelapan, seiring dengan penurunan permintaan akan pekerjaan baru, baik di dalam maupun luar negeri.

Pesanan ekspor baru semakin menurun pada Mei akibat ketidakpastian tarif, kebijakan pemerintah, dan gejolak pasar global, dengan permintaan asing yang menurun selama 40 bulan berturut-turut.

Seorang wanita berjalan di atas Jembatan Westminster dengan London Eye di latar belakang di London, Inggris, 8 Desember 2024. (Xinhua/Li Ying)

Kepercayaan bisnis tetap lesu karena para produsen terus menyuarakan kekhawatiran bahwa kondisi perdagangan yang bergejolak, prospek ekonomi yang lemah, dan meningkatnya beban biaya akan menyulitkan kondisi pasar sepanjang tahun yang akan datang.

"Produsen-produsen kecil mengalami dampak paling parah, dengan penurunan output dan permintaan yang sangat signifikan, serta mengalami kepercayaan yang merosot hingga hampir mencapai titik terendah sepanjang sejarah," papar direktur di S&P Global Market Intelligence Rob Dobson.

Dobson menuturkan pemutusan hubungan kerja juga semakin meningkat di sektor manufaktur, dengan laju penurunan tenaga kerja yang semakin cepat.

"Kondisi perdagangan tetap bergejolak, baik di dalam maupun luar negeri, sehingga dalam beberapa bulan mendatang kemungkinan besar akan terjadi stabilisasi kembali atau justru terperosok ke kontraksi yang lebih dalam," ujarnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |