Sekolah Rakyat wujudkan cita-cita anak keluarga disabilitas di Malang

2 weeks ago 7
Saya lebih senang dan nyaman di Sekolah Rakyat karena mempunyai banyak teman, guru, dan wali asuh yang perhatian

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang secara teknis dilaksanakan Kementerian Sosial menjadi harapan baru bagi Khomairoh, anak dari keluarga penyandang disabilitas asal Kota Malang, Jawa Timur, untuk mewujudkan cita-citanya menjadi guru.

Khomairoh merupakan anak dari pasangan penyandang disabilitas netra yang menggantungkan hidup dari jasa pijat tradisional​.

​​​Sejak kecil, Khomairoh kerap mengalami nyeri pada tulang dan tubuhnya, namun berkat perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua, perempuan berkacamata ini bisa tetap tumbuh sebagai pribadi ceria dan bersemangat.

“Saya bercita-cita menjadi guru supaya bisa berbagi ilmu dengan banyak orang,” kata Khomairoh sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Sembilan siswa Sekolah Rakyat di Tangsel mengundurkan diri

Dalam keterangannya disebutkan bahwa keterbatasan ekonomi kerap membuat Khomairoh mengkhawatirkan masa depannya. Namun, setelah diterima sebagai siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 22 Kota Malang, ia merasa lebih tenang karena dapat belajar tanpa memikirkan biaya pendidikan.

“Saya lebih senang dan nyaman di Sekolah Rakyat karena mempunyai banyak teman, guru, dan wali asuh yang perhatian,” ujarnya.

Bagi ibunya, Sri Minarsih, keberadaan Sekolah Rakyat menjadi jawaban doa panjangnya agar sang anak bisa tumbuh mandiri, disiplin, rajin beribadah hingga bisa mencapai cita-cita.

Untuk itu ia menyampaikan terima kasih atas program Sekolah Rakyat yang menurutnya meringankan beban keluarga.

Baca juga: PDIP tegaskan hak rakyat peroleh pelayanan kesehatan bermutu

“Terima kasih kepada Presiden Prabowo atas program Sekolah Rakyat yang membantu kami,” ujarnya.

Adapun kisah Khomairoh menjadi bukti bahwa keterbatasan tidak menghalangi anak bangsa untuk meraih cita-cita. Melalui Sekolah Rakyat, ia kini menatap masa depan lebih cerah dengan dukungan keluarga dan lingkungan sekolahnya.

Kementerian Sosial akan terus menggencarkan Sekolah Rakyat sebagai upaya memperluas akses pendidikan berbasis asrama bagi keluarga kurang mampu dan kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas.

Program Sekolah Rakyat dirancang oleh pemerintah sebagai pusat pendidikan, sekaligus juga sebagai miniatur pengentasan kemiskinan terpadu. Konsep ini memadukan sejumlah program prioritas pemerintah, antara lain Cek Kesehatan Gratis (CKG), Makan Bergizi Gratis (MBG), jaminan kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, hingga program pembangunan 3 juta unit rumah.

Baca juga: Kemarin, pemanfaatan layanan jiwa hingga digitalisasi Sekolah Rakyat

Hingga kini sudah beroperasi 100 Sekolah Rakyat rintisan tahap pertama di berbagai daerah. Pemerintah melalui Kementerian Sosial sebagai pelaksana teknis menargetkan pada tahun ajaran 2025/2026 jumlahnya bertambah menjadi 165 sekolah jenjang SD, SMP, dan SMA/sederajat.

Sekolah-sekolah tersebut diproyeksikan mampu menampung 15.895 siswa, dengan dukungan 2.407 guru serta 4.442 tenaga pendidik.

Baca juga: Gus Ipul ajak kepala daerah kolaborasi sukseskan program prioritas

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |