S.O.S Hutanabolon

6 days ago 9

Tapanuli Tengah (ANTARA) - Setelah membaca tulisan ini ada baiknya kita memejamkan mata sejenak, barang tiga detik saja, untuk menghayati apa yang sedang dialami warga Hutanabolon di Tapanuli Tengah.

Tolong selamatkan kami !!!

Itulah seruan paling jujur yang terus bergema dari Kelurahan Hutanabolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, sampai Senin (8/12) atau hari ke-13, setelah kampung itu porak-poranda diterjang banjir bandang dan longsor yang datang begitu cepat dan menghancurkan. Lebih dari 300 keluarga kini hidup dalam keterisolasian, akses jalan utama lenyap, gereja dan masjid hancur dan sebagian besar wilayah desa dan kawasan Lingkungan tidak lagi dapat dikenali bentuknya.

Pagi di Hutanabolon tidak lagi dimulai dengan kicau burung atau aktivitas warga menapaki jalan menuju kota. Sebaliknya, udara lembap yang membawa bau lumpur menyambut setiap langkah pendatang.

Jalan utama yang dahulu menjadi nadi pergerakan warga, kini berubah menjadi aliran air dangkal yang terus menggerus tanah dan membawa serpihan bangunan yang sudah tidak mungkin dipulihkan.

Di masa lalu, Sungai Aek Malaka mengalir tenang di pinggir desa, menjadi sumber air, sekaligus bagian dari keseharian warga. Banjir bandang membuat sungai itu berpindah arah, menyeret kayu gelondongan, batu besar, dan tanah dalam volume luar biasa, lalu menumpahkannya ke pusat permukiman. Perubahan jalur itulah yang membuat Lingkungan IV dan sekitarnya menjadi titik kehancuran terparah. Rumah-rumah yang dulu berdiri rapat, berganti menjadi tumpukan kayu yang menggunung.

Warga yang selamat masih berusaha memahami bagaimana kampung yang mereka tinggali selama puluhan tahun bisa hilang dalam hitungan jam. Suara arus kecil yang kini mengalir di bekas jalan justru menjadi pengingat pahit tentang deru air yang melibas apa pun yang berdiri di hadapannya.

Di antara warga yang setiap hari tak pernah berhenti bergerak adalah Hura (35). Ayah tiga anak itu menghabiskan waktunya memanggul karung beras, mi instan, atau air mineral menuju Tapianauli dan Siantar Gunung, dua wilayah perbukitan yang terisolasi total, sejak jalan akses hilang tertimbun material.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |