Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading memperkenalkan teknologi pengobatan terbaru "Rezūm" untuk pembesaran prostat atau benign prostatic hyperplasia (BPH) yang bersifat minimal invasif.
"Rezūm menjadi alternatif bagi pasien yang tidak cocok menjalani operasi terbuka. Ini adalah pilihan yang efektif dan aman untuk mengurangi gejala BPH tanpa mengganggu fungsi seksual," ujar Dokter spesialis urologi RS Mitra Keluarga Kelapa Gading dr. Nugroho Purnomo, Sp.U, Subsp. Onk (K), dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Nugroho menjelaskan, teknologi Rezūm berasal dari Amerika Serikat dan bekerja dengan cara menyuntikkan uap air panas ke jaringan prostat yang membesar.
Uap tersebut mengecilkan jaringan secara selektif tanpa merusak area sekitarnya.
Baca juga: Mengenal jenis-jenis kanker prostat: Ciri dan tingkat keganasan
Adapun prosedur ini berlangsung sekitar 10–15 menit, tanpa sayatan, dan pasien umumnya dapat kembali beraktivitas dalam waktu singkat.
Sementara itu, COO Mitra Keluarga Group, dr. Christina Dian Anggraeni menyampaikan bahwa pengenalan teknologi ini merupakan bagian dari upaya rumah sakit menghadirkan layanan medis yang lebih nyaman dan efisien.
Kami selalu mencari cara terbaik untuk menghadirkan layanan medis yang tidak hanya canggih, tapi juga humanis. Dengan Rezūm, pasien tidak hanya disembuhkan secara klinis, tapi juga diberikan kenyamanan dan kontrol atas kualitas hidupnya," ujar Christina.
Diketahui, BPH merupakan kondisi umum yang dialami pria berusia 50 tahun ke atas, dengan gejala seperti sering buang air kecil di malam hari, pancaran urine lemah, dan rasa tidak tuntas setelah berkemih.
Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menurunkan kualitas hidup dan menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal.
Baca juga: Kenali enam faktor yang mengacu risiko kanker prostat pada pria
Baca juga: Faktor risiko dan tanda-tanda kanker prostat yang wajid diwaspadai
Baca juga: Deteksi dini kunci pengobatan kanker prostat
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.