Temanggung (ANTARA) - Aksi unjuk rasa yang digelar di depan gedung DPRD Kabupaten Temanggung berakhir ricuh, dimana terjadi bentrokan antara massa dan aparat keamanan setelah demonstran melempari gedung dewan yang dijaga ketat oleh aparat TNI dan Polri.
"Ada 30 lebih yang tumbang, tapi jumlah pastinya belum bisa dipastikan karena kami masih menunggu laporan lengkap dari setiap pos," ujar Ketua PMI Temanggung Bambang Dewantoro di Gedung PMI Temanggung, Senin.
Selain itu, lanjut dia, ada dua orang yang dirujuk ke RSUD Kabupaten Temanggung.
Baca juga: Ada unjuk rasa di DPR, Jalan Gatot Subroto terpantau padat
Kericuhan memuncak ketika aparat menembakkan gas air mata berkali-kali dari dalam Gedung DPRD. Akibatnya massa yang terdiri atas berbagai elemen masyarakat terlebih ormas berlarian menyelamatkan diri.
Tidak sedikit dari mereka dalam jumlah besar yang tumbang akibat sesak napas dan terpapar gas air mata .
Palang Merah Indonesia (PMI) Temanggung yang telah menyiapkan tiga titik posko medis di Rumah Dinas Bupati, depan Kantor Kejari Temanggung, dan depan BCA.
Baca juga: Polda Metro Jaya kerahkan 350 personel patroli keliling Jakarta
"Lebih dari 30 orang korban yang membutuhkan penanganan medis darurat, terutama bantuan oksigen," katanya.
Ia menyampaikan sebagian besar korban mengalami sesak napas, pusing, dan iritasi mata. Petugas PMI terus berjibaku memberikan penanganan cepat di tengah situasi yang masih mencekam.
Aksi ini sendiri merupakan bentuk protes terhadap sejumlah isu, seperti transparansi gaji anggota dewan, pengesahan RUU Perampasan Aset, serta tuntutan keadilan atas kematian Afan Kurniawan seorang pengendara ojek online (ojol).
Baca juga: Asosiasi ojol di Palembang kumpulkan donasi untuk Alm Affan
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.