Jakarta (ANTARA) - Penanaman ribuan bibit mangrove oleh berbagai pihak di Pantai Kresek, Pulau Pari, Kepulauan Seribu, sebagai upaya untuk menjaga ekosistem kawasan pesisir pantai dan mencegah abrasi.
"Penanaman 3.700 bibit mangrove di Pantai Kresek, Pulau Pari, digelar dalam memperingati Hari Bumi pada 22 April," kata Lurah Pulau Pari, Muhammad Adriansyah di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, aksi nyata pelestarian lingkungan ini merupakan inisiatif swadaya dalam kolaborasi lintas sektor sebagai upaya melawan abrasi dan menjaga ekosistem pesisir.
Kegiatan ini sangat positif sebagai langkah konkret dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan kerusakan ekosistem. "Khususnya bagi wilayah pesisir seperti Pulau Pari yang sangat membutuhkan perlindungan ekosistem," katanya.
Menurut dia, penanaman ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari Pospol Pulau Pari, Suku Dinas (Sudin) Perhubungan, Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) serta Sudin Sumber Daya Air (SDA), perwakilan RT/RW, ormas dan tokoh masyarakat.
Baca juga: Tanggul Dermaga Pulau Untung Jawa diperbaiki untuk mencegah abrasi
Baca juga: Kepulauan Seribu rencanakan bangun tiga tanggul untuk cegah abrasi
Kemudian komunitas lingkungan, perwakilan Kelurahan Pulau Pari, LMK, Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP), PK3D, Puskesmas Pulau Pari hingga Duta Penggerak Lingkungan (DPL).
Adriansyah menilai hutan mangrove atau bakau memiliki peran penting dalam mencegah abrasi, menyerap emisi karbon serta menyediakan habitat bagi berbagai jenis biota laut.
"Kepedulian masyarakat terhadap masa depan Pulau Pari dan generasi yang akan datang sangat luar biasa. Saya berharap semangat ini terus tumbuh," kata dia.
Ketua RW 04 Pulau Pari, Arief mengatakan, penanaman mangrove dilakukan sebagai bagian dari komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menghadapi ancaman abrasi yang terus mengancam garis pantai.
"Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen menjaga kelestarian lingkungan, khususnya mengantisipasi abrasi di Pantai Kresek," kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025