Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Papua Nugini (PNG) memperkuat diplomasi pendidikan dan hubungan masyarakat perbatasan antarkedua negara melalui program kuliah kerja nyata atau KKN internasional.
Hal tersebut ditandai dengan keberangkatan sebanyak 70 mahasiswa peserta KKN Internasional Perdana dari Universitas Internasional Papua (UIP) untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di lima kampung pada Distrik Vanimo-Green River, Provinsi West Sepik, Papua Nugini.
Rektor UIP Izak Morin dalam keterangan diterima di Jakarta, Kamis menjelaskan program KKN itu bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi merupakan bagian dari misi strategis UIP dalam membangun jejaring internasional berbasis kawasan Pasifik.
"Program KKN internasional ini adalah langkah besar UIP dalam membangun peran perguruan tinggi sebagai jembatan persahabatan antarbangsa. Kami berterima kasih kepada Pemerintah Papua Nugini, Pemerintah Provinsi Papua serta Pemerintah West Sepik yang telah membuka ruang kolaborasi ini," kata Izak.
Program itu menjadi tonggak bersejarah bagi UIP sekaligus memperkuat diplomasi pendidikan, hubungan sosial budaya, dan kerja sama masyarakat perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini.
Keberangkatan mahasiswa itu dilaksanakan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Jayapura.
Baca juga: Dubes RI untuk PNG sebut BTF 2025 peningkatan perdagangan RI–PNG
Sebanyak 70 mahasiswa yang diberangkatkan dengan didampingi 11 dosen itu melaksanakan KKN di lima kampung tujuan, yaitu Wutung, Musu, Yako, Waromo, dan Vanimo (Lido).
Kegiatan KKN Internasional UIP itu merupakan implementasi nyata dari nota kesepahaman pada 2023 antara UIP dan Dinas Pendidikan Provinsi West Sepik, Papua Nugini, yang juga sejalan dengan komitmen kerja sama bilateral Pemerintah Indonesia dan Papua Nugini di bidang pendidikan dan pembangunan masyarakat perbatasan.
Gubernur West Sepik Tony Wou-Wou menyampaikan kegiatan itu merupakan kelanjutan dari kerja sama antar pemerintah yang telah disepakati sejak tahun 2022.
"Kegiatan ini memperkuat kerja sama Indonesia dengan Papua Nugini, khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia generasi muda. Kami menyambut baik kehadiran mahasiswa UIP di wilayah kami," ucapnya.
Tony mengatakan sebagai pemegang otoritas wilayah Provinsi West Sepik, dirinya segera merealisasikan pengiriman putra-putri asal Provinsi West Sepik PNG untuk melanjutkan pendidikan tinggi di UIP setiap tahunnya.
Sementara itu, pendiri UIP Samuel Tabuni menekankan program KKN itu merupakan bagian dari visi jangka panjang UIP untuk menjadikan Papua sebagai pusat perjumpaan intelektual dan kebudayaan di kawasan Pasifik.
"Ini adalah sejarah bagi UIP dan bagi kalian, para mahasiswa, Jadikanlah momentum ini sebagai ladang pembelajaran dan pengabdian terbaik," tuturnya.
UIP meyakini KKN internasional tersebut bukan hanya memperluas pengalaman akademik mahasiswa, tetapi juga memperkuat peran Indonesia sebagai negara sahabat yang aktif membangun relasi kemanusiaan dan pendidikan di kawasan perbatasan.
Baca juga: Pemprov Papua dorong pembangunan pos lintas batas RI-PNG di Keerom
Baca juga: Dubes R : 161 mahasiswa PNG penerima beasiswa belajar di Indonesia
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































