Rektor UT sebut ilmu sosial diperlukan sebagai kompas moral masyarakat

2 months ago 20

Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Terbuka (UT) Dr Mohammad Yunus mengatakan ilmu sosial, politik, maupun humaniora bukan hanya instrumen analisis terhadap realitas yang ada di masyarakat, tetapi juga menjadi kompas moral.

"Akan tetapi juga menjadi kompas moral dan intelektual dalam menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian," ujar Yunus pada acara Seminar Nasional Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2025 yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan saat ini dunia dihadapkan pada dinamika yang semakin mengglobal seperti krisis iklim, perubahan tatanan sosial dan politik, hingga tantangan terhadap demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia.

"Kita hidup pada era yang mana batas disiplin ilmu mulai melebur, tantangan baru membutuhkan pendekatan yang holistik dan interdisiplin," tambah dia.

Pada ilmu hukum misalnya, terdapat isu-isu baru yang muncul seperti hukum siber maupun regulasi kecerdasan buatan. Sementara pada ranah sosial politik terjadi pergeseran dalam berpartisipasi dengan adanya media sosial. Dalam kesempatan itu, Yunus mengajak para akademisi tidak hanya membahas teori tetapi memberikan solusi.

Dekan Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UT, Dr Meita Istianda mengatakan kemajuan teknologi digital, krisis lingkungan, perubahan geopolitik, menuntut para akademisi terus memperbaharui pendekatan akademik dan praktik kebijakan yang lebih inklusif dan berkeadilan.

"Kami menyadari untuk menjawab tantangan ini perlu kolaborasi antar disiplin ilmu tidak hanya memaparkan hasil riset tetapi juga menjadi ruang untuk berdialog dan refleksi bersama atas peran kita sebagai akademisi, peneliti dan insan intelektual untuk melakukan perubahan positif di masyarakat," kata Meita.

Seminar nasional tersebut menghadirkan sejumlah narasumber di antaranya pendiri dan CEO Batik Fractal dan DiTenun Indonesia, Nancy Margried Panjaitan dan Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FHISIP UT Dr Irsanti Widuri Asih.

Nancy menegaskan bahwa digitalisasi dan dokumentasi motif batik dan tenun tradisional sangat diperlukan untuk memastikan kepemilikan narasi batik tradisi. Selain itu perlu juga digitalisasi keterampilan tradisi dan kearifan lokal dengan menggunakan kecerdasan buatan.

Baca juga: Fadli Zon tegaskan peran peneliti sosial terhadap kebijakan negara
Baca juga: Kuliah ilmu politik: Pilihan profesi, gaji, dan peran berbagai sektor

Pewarta: Indriani
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |