Puluhan ribu warga berunjuk rasa terkait krisis perumahan di Spanyol

1 month ago 15

Madrid (ANTARA) - Puluhan ribu demonstran memadati jalan-jalan di Madrid, Barcelona, dan lebih dari 40 kota lainnya di seluruh Spanyol pada Sabtu (5/4), untuk memprotes lonjakan harga sewa dan krisis perumahan yang semakin dalam, yang telah melanda negara itu selama lebih dari satu dekade.

Aksi tersebut merupakan demonstrasi nasional terkoordinasi pertama dalam skala besar dan diselenggarakan oleh berbagai asosiasi penyewa.

Para pengunjuk rasa membawa poster bertuliskan “Akhiri bisnis perumahan” dan “Potong sewa 50 persen”, sebagai bentuk kritik terhadap pasar properti yang dinilai tidak berkelanjutan dan penuh spekulasi.

Kelompok penyewa juga mengancam akan melakukan mogok bayar sewa jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Juru bicara Asosiasi Penyewa Madrid, Valeria Racu, menyerukan aksi tak terbatas dan mogok nasional untuk melawan harga sewa yang tinggi dan spekulan properti. Ia mendesak 500.000 rumah tangga yang masa sewanya habis pada 2025 agar melawan penggusuran.

Racu menegaskan komitmen mereka terhadap rencana mogok bayar sewa dan menyatakan bahwa jutaan orang telah menunjukkan kekuatannya. Ia memperkirakan, jika aksi ini berjalan, harga sewa dapat turun setidaknya 30 persen.

Ia juga menegaskan bahwa baik para spekulan maupun pemerintah harus bertanggung jawab atas krisis perumahan yang membuat keluarga dan generasi muda tersingkir dari pusat kota ke wilayah pinggiran.

Sementara itu, juru bicara Asosiasi Penyewa di Logrono, Mariola Gutierrez, menyatakan bahwa gerakan itu bertujuan untuk menurunkan harga perumahan dan menghentikan “gelembung sewa” yang kian membesar, dengan menekan spekulan dan pemerintah agar mengambil tindakan nyata.

Menurut laporan Bank Sentral Spanyol, negara itu membutuhkan sekitar 500.000 rumah baru untuk mengatasi krisis perumahan.

Untuk memungkinkan pembangunan perumahan sosial oleh pemerintah, laporan tersebut merekomendasikan reformasi hukum pertanahan, penyederhanaan birokrasi, pengurangan beban pajak perumahan yang saat ini sebesar 25 persen, serta penghentian penyewaan jangka pendek untuk turis di kota-kota besar dan kawasan pesisir.

Meskipun pemerintah koalisi kiri yang berkuasa telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi krisis ini, upaya tersebut dinilai masih belum memadai.

Salah satu kebijakan yang baru dihentikan adalah program “visa emas”, yang memberikan izin tinggal permanen kepada investor asing yang membeli properti senilai minimal 500.000 euro. Program ini dihentikan pada 3 April lalu, setelah sejak 2013 memberikan manfaat kepada sekitar 15.000 investor asing.

Harga sewa di Spanyol kini mencapai rekor tertinggi. Dalam setahun terakhir, tarif sewa naik 11,5 persen, dan secara triwulanan naik 3,9 persen. Rata-rata harga sewa per meter persegi kini mencapai 13,5 euro. Di Madrid, harga sewa bahkan melonjak 91 persen dalam satu dekade terakhir, sementara biaya pembangunan rumah baru meningkat rata-rata 7,6 persen.

Di tengah tren urbanisasi dari kota kecil ke kota besar, anak-anak muda di Spanyol kini semakin banyak pindah ke wilayah pinggiran akibat mahalnya harga sewa dan rumah di pusat kota.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Menyusuri keindahan arsitektur Spanyol

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |