PT Corin Mulia perkuat produksi alsintan TKDN untuk dukung petani

1 week ago 8

Sidoarjo (ANTARA) - PT Corin Mulia Gemilang memperkuat produksi alat mesin pertanian (alsintan) dengan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) guna mendukung petani dalam mendorong produktivitas pangan nasional.

Kepala Pabrik PT Corin Mulia Gemilang Danang Rio Utomo di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat, mengatakan perusahaannya yang berdiri sejak tahun 2011 memproduksi traktor, rotavator, rice transplanter, cultivator, drone sprayer, combine harvester padi dan jangung, excavator, color sorter, hingga Kombainer Vestor tipe Maxi M, BIMO 102 dan BIMO 110.

Adapun kapasitas produksi di pabrik Sidoarjo mencapai 25 unit alsintan per hari dan target penjualan 10 unit per hari di pasar bebas.

"Untuk TKDN kami memulai dari 25 persen sesuai aturan pemerintah. Seiring waktu kami menambah fasilitas agar nilainya terus meningkat," ujar dia.

TKDN minimal 25 persen sudah dipenuhi Corin. Namun, untuk menembus di atas 30 persen diperlukan dukungan material lokal, katanya, menjelaskan.

"Kalau material pendukung bisa diproduksi dalam negeri, industri juga lebih kompetitif," katanya.

Menurut dia, bobot manfaat perusahaan (BMP) seperti pelayanan servis, program tanggung jawab sosial (CSR), dan kepatuhan pada standar ISO menjadi faktor tambahan dalam penilaian TKDN.

"Nilainya bisa sampai 15 persen," katanya.

Danang menambahkan Corin berharap Rancangan Undang-Undang Daya Saing Industri dapat mendukung ketersediaan material tahan karat di dalam negeri.

"Material pendukung masih impor, padahal sangat dibutuhkan industri alsintan," ujar dia.

Selain itu, PT Corin Mulia Gemilang menyiapkan layanan purna jual berupa armada mobil dan truk servis keliling untuk menjangkau petani di daerah terpencil, sekaligus menjaga loyalitas pengguna alsintan di Indonesia.

"Kami bentuk tim servis yang bisa keliling ke pelanggan dengan mobil dan truk armada. Setiap minggu turun ke lapangan, bahkan ke lokasi jauh dari cabang," katanya.

Strategi layanan tersebut menjadi nilai tambah di tengah persaingan pasar alsintan yang semakin ketat.

"Itu menambah semangat petani atau pemilik alsintan untuk tetap menggunakan produk kami," katanya.

Petani asal Losari di Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Eni Ulfah mengaku produksi padi naik setelah bermitra dengan Corin.

"Dulu hasil panen sekitar enam ton per hektare, sekarang bisa 7,2 ton," katanya.

Menurut Eni, kemitraan dengan sistem bagi hasil 70 persen untuk perusahaan dan 30 persen untuk petani memudahkan pembiayaan.

"Biaya dari olah tanah, pemupukan, sampai panen ditanggung mitra, kami hanya tenaga kerja," ujar dia.

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |