Jakarta (ANTARA) - Rasa takut ketinggalan informasi atau Fear of Missing Out (FOMO) kerap dialami pengguna media sosial ketika tidak membuka gawainya dalam jangka waktu tertentu, namun kondisi ini dapat diatasi dengan mengubah pola pikir dalam memandang informasi.
Psikolog klinis dan forensik lulusan Universitas Indonesia Kasandra Putranto mengatakan tidak semua informasi di media sosial itu penting, sebab informasi penting tetap akan diterima meski tidak selalu terhubung gawai.
Dengan menyadari hal ini, seseorang dapat mengurangi rasa cemas saat memilih untuk jeda menggunakan media sosial.
"Untuk mengelola FOMO agar kesehatan mental tetap terjaga, ada beberapa langkah sederhana seperti menyadari bahwa tidak semua informasi penting. Informasi utama akan tetap sampai ke kita, meski tidak selalu online (terhubung media sosial)," kata Kasandra saat dihubungi ANTARA, Kamis.
Baca juga: Psikolog sebut perlu pilah-pilih berita untuk kejernihan berpikir
Menurutnya, penting untuk selalu mengingatkan diri sendiri bahwa wajar merasa tertinggal dan fokus dengan apa yang sedang dimiliki dan dijalani.
"Saat muncul dorongan buka medsos (media sosial), berhenti sejenak, tarik napas, dan tanyakan 'apa ini benar-benar perlu sekarang?' Cara ini membantu melawan kebiasaan otomatis (membuka media sosial)," ucap Kasandra.
Selain merubah pola pikir, langkah lain yang dapat dilakukan adalah membuat aturan pribadi membatasi akses media sosial, misalnya hanya membuka media sosial pada jam-jam tertentu. Dengan begitu, Anda akan terbiasa untuk tidak membuka media sosial setiap saat.
"Pengurangan penggunaan media sosial terbukti menurunkan tingkat kesepian dan depresi," ujar dia.
Mengisi waktu dengan aktivitas dunia nyata yang bermakna seperti olahraga, membaca buku, atau berinteraksi langsung dengan teman dan keluarga juga dapat membantu menjaga kesehatan jiwa serta mencegah rasa lelah akibat membuka media sosial dalam jangka waktu lama.
"Banyak orang, terutama generasi Z, merasakan dilema antara membutuhkan jeda dari layar untuk merawat kesehatan mental, tapi juga takut ketinggalan informasi atau FOMO. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan dan mengelola FOMO agar tidak jadi sumber stres," kata Kasandra.
Baca juga: Psikolog sebut rehat dari ‘kebanjiran’ informasi itu wajar
Baca juga: Psikolog jelaskan perbuatan baik bisa berpengaruh positif bagi diri
Baca juga: Agar tak kewalahan di deras arus informasi
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.