Proyek RDMP Kilang Balikpapan masuki tahap uji operasi

54 minutes ago 1

Jakarta (ANTARA) - Proyek strategis nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kaltim, memasuki tahap uji coba peralatan dan awal pengoperasian kilang, setelah progres proyek mencapai 96,5 persen per pekan keempat September ini.

"Saat ini, RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe memasuki fase krusial menuju tahap uji coba peralatan (commissioning) dan awal pengoperasian kilang (start-up). Tahap ini menjadi penentu keberhasilan proyek dalam meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas bahan bakar minyak (BBM)," kata Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman di Jakarta, Rabu.

Hingga pekan keempat September 2025, proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe telah mencapai progres 96,5 persen.

Sejumlah fasilitas utama Proyek RDMP Balikpapan telah start up, di antaranya unit revamping pengolahan crude (minyak mentah), fasilitas gas Senipah, fasilitas tangki penyimpanan crude, single point mooring (SPM) dan pipeline Lawe-Lawe serta berbagai utilitas lainnya.

Taufik menjelaskan bahwa kehadiran fasilitas-fasilitas tersebut telah meningkatkan efisiensi operasional kilang, mengurangi konsumsi LPG untuk operasional kilang, serta memperkuat infrastruktur energi nasional.

Proyek RDMP Balikpapan juga memiliki target meningkatkan produk LPG yang awalnya 48 ribu ton per tahun menjadi 384 ribu ton per tahun.

Kenaikan sebesar 336 ribu ton per tahun ini berpotensi menurunkan impor LPG 4,9 persen.

Untuk merealisasikan target tersebut, Kilang Balikpapan sedang bersiap melakukan uji operasi residue fluid catalytic cracking (RFCC), yang mengubah residu menjadi produk bernilai dengan kapasitas 90 ribu barel per hari.

"Unit RFCC yang merupakan prioritas utama proyek RDMP Balikpapan ini akan menjadi salah satu simbol utama ketahanan energi nasional," ucap Taufik.

Pada fase persiapan Agustus 2025 lalu, tutur dia, telah dilakukan pemasukan (loading) katalis ke dalam penampung (hopper) yang menjadi tahap penting sebelum unit RFCC dijalankan untuk pertama kalinya (initial start up).

Unit RFCC direncanakan akan beroperasi di triwulan IV 2025.

"Nantinya, unit RFCC ini akan menambah produk hasil pengilangan yaitu gasoline, LPG, dan bahan baku plastik propylene," ucap Taufik.

Tak hanya menurunkan impor LPG, RDMP Balikpapan juga menargetkan peningkatan kapasitas pengolahan kilang dari semula 260 ribu barel per hari (kbpd) menjadi 360 kbpd, serta meningkatkan kualitas produk dari standar setara Euro 2 menjadi standar Euro 5 yang lebih ramah lingkungan.

"Proyek ini erat kaitannya dengan arah pembangunan nasional yang tertuang dalam Astacita, delapan program prioritas. Proyek akan berkontribusi langsung dalam memperkuat ketahanan ekonomi, melalui peningkatan kapasitas kilang dan kemandirian pasokan energi," kata Taufik.

Baca juga: Pertamina operasikan empat tangki baru di Kilang Balongan

Baca juga: Pertamina optimalkan kilang dalam negeri untuk jaga pasokan BBM

Baca juga: Kilang minyak terbesar RI ditargetkan beroperasi pada 17 November

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |