Profesor UB rancang Agro Sinergi wujudkan pertanian berkelanjutan

3 hours ago 1
Kombinasi antara pupuk organik dan anorganik menghasilkan produktivitas pada tanaman yang setara atau lebih tinggi, dibandingkan menggunakan pupuk anorganik saja

Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Profesor Ilmu Pertanian Organik dari Universitas Brawijaya (UB) Prof Setyono Yudo Tyasmoro merancang konsep Agro Sinergi untuk optimalisasi penggunaan pupuk organik dan anorganik sebagai langkah mewujudkan pertanian berkelanjutan.

Prof Setyono di Kota Malang, Jawa Timur, Senin, mengatakan meski pupuk organik memiliki laju pelepasan nutrisi yang lebih lambat, tetapi jika dikombinasikan dengan pupuk anorganik akan memberikan dampak signifikan pada tanaman.

"Kombinasi antara pupuk organik dan anorganik menghasilkan produktivitas pada tanaman yang setara atau lebih tinggi, dibandingkan menggunakan pupuk anorganik saja," kata Prof Setyono.

Penggunaan pupuk organik juga didasari langkah mengurangi dampak kerusakan tanah dan peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang ditimbulkan dari pupuk anorganik.

Baca juga: Dosen UB kembangkan pita mulsa organik untuk bantu petani NTT

"Strategi ini menunjukkan efisiensi terhadap nitrogen yang lebih tinggi, peningkatan kesuburan tanah, dan penurunan emisi NO2 (Nitrogen Dioksida) hingga 35-60 persen," ujarnya.

Konsep Agro Sinergi miliknya ini akan dijadikan sebagai naskah orasi ilmiah saat pengukuhan Guru Besar Universitas Brawijaya pada Selasa (25/2).

Dia menjelaskan Agro Sinergi lahir dari hasil keinginannya untuk membuat sistem pertanian yang berkelanjutan, tetapi tidak memberikan pengaruh negatif kepada lingkungan.

"Kebaruan konsep ini terletak pada pengoptimalan pemanfaatan bahan organik lokal, seperti azolla, limbah pertanian, dan kotoran hewan, yang mendukung siklus nutrisi alami dan disinergikan dengan pupuk anorganik," katanya.

Sebab, kata dia, ketika kerusakan lingkungan tidak ditanggulangi secara masif dan menggunakan keilmuan, maka bisa berakibat pada terganggunya sistem kehidupan di bumi.

Baca juga: Regenerasi petani untuk pertanian berkelanjutan

"Yang terjadi pada pertanian adalah menambah efek rumah kaca untuk memenuhi kebutuhan pangan kita. Mengapa butuh organik? Karena bahan itu salah satu yang membuat tanah menjadi sehat," ujarnya.

Kemudian agar konsep Agro Sinergi bisa berjalan maksimal, maka diperlukan teknologi operasional yang mengusung konsep ramah lingkungan.

"Teknologi ramah lingkungan maksudnya yang tidak membuang GRK ke atmosfer, khususnya NO2 dan metan," kata Prof Setyono.

Dia berharap konsep yang digagas itu bisa diterapkan oleh pemerintah guna memunculkan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan pangan dan kelestarian pada kondisi lingkungan.

"Saya berharap bisa diadopsi oleh pemerintah yang melaksanakan swasembada pangan. Tetapi harus dilakukan dengan ramah lingkungan," tutur Prof Setyono.

Baca juga: Presiden Prabowo berkunjung Bali tinjau pertanian berkelanjutan

Pewarta: Ananto Pradana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |