Oslo (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakhiri kunjungan kenegaraan selama dua hari ke Norwegia pada Selasa (24/6), dengan dirinya dan para pemimpin Norwegia menekankan pentingnya peningkatan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan di tengah pergeseran lanskap geopolitik Eropa.
Kunjungan Macron, yang merupakan kunjungan kenegaraan pertama oleh seorang Presiden Prancis ke Norwegia sejak 1984, mencakup pertemuan dengan Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store, Raja Harald V dan para pejabat senior lainnya. Agendanya mencakup keamanan Eropa, kolaborasi industri pertahanan, dan kerja sama politik yang lebih luas.
Menurut pemerintah Norwegia, para pemimpin itu membahas "tantangan keamanan bersama dan perkembangan geopolitik," terutama sehubungan dengan konflik Rusia-Ukraina, krisis Timur Tengah, dan perlunya solidaritas Eropa.
Menyebut Prancis sebagai "sekutu dan mitra dekat," Store mengungkapkan kunjungan Macron memberikan peluang untuk memperdalam kerja sama di berbagai bidang. Mereka menandatangani sebuah perjanjian kemitraan strategis antara Norwegia dan Prancis dengan fokus yang luas pada keamanan.
Baik Prancis maupun Norwegia merupakan anggota NATO dan telah meningkatkan keterlibatan di Arktika. Kedua negara sebelumnya pernah bekerja sama dalam sejumlah operasi militer dan pelatihan gabungan dan kedua pemerintah menegaskan kembali komitmen mereka terhadap Eropa yang aman dan stabil.
Kunjungan tersebut juga mencakup diskusi mengenai isu-isu mendesak lainnya, seperti perubahan iklim, transisi hijau, dan ekonomi global.
"Norwegia dan Prancis akan meningkatkan kerja sama dalam transisi hijau untuk mencapai target iklim, menciptakan lapangan kerja, dan membuat rantai pasokan Eropa lebih tangguh," ujar Store.
Pada Selasa, Macron dan para pemimpin Norwegia juga membahas pengelolaan dana investasi pemerintah (sovereign wealth fund) Norwegia, yang secara resmi dikenal sebagai Dana Pensiun Pemerintah Global (Government Pension Fund Global). Hal itu mencerminkan minat yang semakin besar dalam investasi berkelanjutan dan ketahanan ekonomi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.