Jakarta (ANTARA) - Rumah model asal Italia, Prada mengakui desain sandal kulit terbarunya terinspirasi oleh “chappals” Kolhalpuri yang berasal dari India.
Dikutip dari The Guardian, Sabtu (19/7), Kepala Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Prada Loreno Bertelli mengakui desain sandal baru itu memang terinspirasi sandal India.
“Kami mengakui bahwa sandal ini terinspirasi oleh alas kaki tradisional buatan tangan India dengan warisan yang telah berusia berabad-abad,” katanya.
Baca juga: Prada dalam pembicaraan untuk beli Versace 1,5 miliar euro
Kamar Dagang Maharashtra sebelumnya telah mengajukan keluhan atas nama ribuan pembuat sandal Kolhapuri setelah gambar dari peragaan busana Prada di Milan memamerkan para model menggunakan alas kaki dengan ujung terbuka yang terlihat identik dengan alas kaki asal India.
“Koleksi tersebut mencakup desain atas kaki yang sangat mirip dengan sandal Kolhapuri, sandal kulit tradisional buatan tangan yang telah dianugerahi status indikasi geografis oleh pemerintah India pada 2019,” ujar Presiden kamar Dagang Maharashtra Lalit Gandhi.
Ia juga meminta Prada untuk mencari jalan dalam bentuk kolaborasi atau kompensasi yang adil yang dapat menguntungkan para perajin India.
Baca juga: Inovasi Miu Miu menjadi fesyen Gen Z yang diperhitungkan
Sementara itu, Bertelli menjawab sandal tersebut masih dalam tahap desain awal, pihaknya juga siap membuka dialog dengan para perajin lokal India.
Status indikasi geografis berarti bahwa sebuah produk berasal dari tempat tertentu. Adapun sandal ini berasal dari abad ke-12 di kota Kolhapur di negara bagian Maharashtra bagian barat.
Sandal tersebut terbuat dari kulit kerbau dengan tali T yang biasa dikenakan berbagai kalangan mulai dari petani, generasi muda hingga eksekutif bisnis.
Baca juga: Prada luncurkan koleksi pakaian pria bertema kantor dan alam
Adapun peragaan busana yang memamerkan model mengenakan sandal itu memicu reaksi keras India yang disebut sebagai perampasan budaya.
Sandal Kolhapuri dikenal masyarakat India akan daya tahannya yang dibanderol dengan harga sekitar 12 dolar AS atau sekitar Rp195.768 (asumsi kurs per dolar Rp16.314).
Sementara Prada membanderolnya dengan harga lebih dari 800 dolar AS atau Rp13 jutaan.
“Para perajin India merugi, sementara merek global meraup untung dari budaya kami,” kata Ketua konglomerat TI RPG Group Harso Hoenka.
Baca juga: Fringes dominasi peragaan busana Prada dalam Milan Fashion Week
Baca juga: Prada bawa kesederhanaan dan kontras di panggung Milan Fashion Week
Penerjemah: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.