Pos PGA ajak warga waspadai guguran lava Gunung Karangetang

5 days ago 11
Sebagaimana hasil pengamatan aktivitas Gunung Karangetang pada Jumat (12/9) periode pukul 00:00 Wita - 24:00 Wita, terekam gempa embusan sebanyak 228 kali

Manado (ANTARA) - Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA), Yudia Prama Tatipang mengajak warga mewaspadai guguran lava maupun awan panas guguran Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.

"Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang masih tinggi diindikasikan dengan meningkatnya gempa embusan serta terekamnya gempa-gempa lainnya," kata Yudia di Manado, Sabtu.

Dia mengatakan sebagaimana hasil pengamatan aktivitas Gunung Karangetang pada Jumat (12/9) periode pukul 00:00 Wita - 24:00 Wita, terekam gempa embusan sebanyak 228 kali.

Jumlah gempa embusan tersebut naik bila dibandingkan dengan frekwensi gempa embusan pada tanggal 2 Agustus 2025 yang hanya terekam sebanyak tiga kali.

Baca juga: Badan Geologi: Waspadai awan panas guguran Gunung Karangetang-Sitaro

Selain gempa embusan, Pos PGA Karangetang juga merekam sebanyak satu kali gempa guguran, 12 kali gempa tremor non-harmonik, 27 kali gempa tremor harmonik, satu kali gempa vulkanik dangkal, empat kali gempa vulkanik dalam, lima kali gempa tektonik lokal dan empat kali gempa tektonik jauh.

"Kondisi (kegempaan) ini bisa saja menyebabkan terjadinya erupsi guguran lava maupun awan panas," kata Yudia.

Dia berharap warga mematuhi radius bahaya yang direkomendasikan meskipun tingkat aktivitas Gunung Karangetang Level II (Waspada).

Baca juga: ESDM turunkan status Gunung Karangetang menjadi Waspada

Beberapa rekomendasi yang harus dipatuhi yaitu, masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 1.5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah Utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah Barat Daya dan Selatan sejauh 2.5 kilometer

Berikutnya, mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.

Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang juga diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.

Baca juga: Badan Geologi: Patuhi radius bahaya Gunung Karangetang-Sitaro

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |