Ponpes Nurul Jadid Paiton jadi lokus penilaian program STBM Kemenkes

3 months ago 7
Salah satu program unggulan yang menjadi sorotan utama adalah pengelolaan bank sampah

Probolinggo (ANTARA) - Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) Paiton Kabupaten Probolinggo Jawa Timur menjadi lokus penilaian program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada Rabu.

Tim verifikasi pusat melakukan kunjungan langsung ke lingkungan pesantren itu untuk meninjau implementasi program STBM yang telah berjalan aktif dan menyeluruh.

Baca juga: Pesan kiai ke santri: Manfaatkan libur untuk evaluasi dan jaga akhlak

"Kunjungan ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren bukan hanya tempat pendidikan agama, tetapi juga mampu menjadi pelopor dalam membangun budaya hidup bersih dan sehat," kata Sekretaris Ponpes Nurul Jadid Paiton Thohirudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Situbondo, Rabu.

Menurut dia, tim verifikasi itu terdiri atas perwakilan Kementerian Kesehatan, Wahana Visi Indonesia, dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Baca juga: Ponpes Nurul Jadid Paiton didirikan untuk cetak kader umat dan bangsa

Thohirudin menyampaikan bahwa amanah sebagai lokasi penilaian program STBM menjadi penyemangat bagi seluruh elemen pesantren untuk terus memperbaiki layanan, khususnya di bidang kesehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih.

"Salah satu program unggulan yang menjadi sorotan utama adalah pengelolaan bank sampah, santri dari seluruh asrama secara aktif terlibat dalam pemilahan sampah sejak dari sumber," katanya.

Sampah-sampah tersebut, lanjut Thohirudin, kemudian dikumpulkan ke tiga titik bank sampah utama yang dikelola oleh 90 kader lingkungan aktif, hasil dari dua gelombang kaderisasi.

"Sampah an-organik bernilai ekonomis dijual kembali untuk menunjang operasional kegiatan, sedangkan sampah organik diolah menjadi kompos dan eco enzym," papar dia.

Baca juga: Kiai Zuhri: Sosialisasi dampak perundungan mulai dari diri sendiri

Dia juga menjelaskan, cairan hasil fermentasi alami limbah organik (eco enzym) diproduksi tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bermanfaat untuk mendukung kesehatan para santri dan mereka juga memproduksi ecobrick sebagai bentuk edukasi kreatif daur ulang.

"Pengelolaan ini tidak lepas dari pendampingan teknis oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta puskesmas. Untuk pengolahan limbah cair, pesantren juga telah menerapkan sistem grease trap di area dapur agar limbah tidak mencemari lingkungan," kata Thohirudin.

Dia menambahkan, santri juga diberikan edukasi berkala tentang lima pilar STBM, yang mencakup stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, serta pengelolaan limbah cair rumah tangga.

"Dengan berbagai inovasi tersebut, Pesantren Nurul Jadid membuktikan bahwa pesantren bisa dan mampu menjadi motor penggerak perubahan perilaku hidup sehat, serta pionir pembangunan lingkungan yang bersih, mandiri dan berkelanjutan," katanya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |