Tulungagung, Jawa Timur (ANTARA) - Tim intelijen Kepolisian Resor Tulungagung, Jawa Timur, menangkap dua pemuda yang diduga berupaya memprovokasi warga untuk melakukan aksi anarkis menjelang unjuk rasa di daerah tersebut yang rencananya dilakukan pada Kamis.
Kepala Polres Tulungagung Ajun Komisaris Besar Polisi Taat Resdi di Tulungagung, Kamis, mengungkapkan pelaku pertama berinisial CK (27), warga Klaten, Jawa Tengah, ditangkap saat berada di sebuah hotel di Tulungagung pada Rabu (3/9) malam.
CK yang berstatus mahasiswa salah satu kampus di Kota Kediri itu sebelumnya diketahui sudah tiga hari berada di Tulungagung.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku sempat mengajak sejumlah warga di sebuah warung kopi untuk melakukan tindakan anarkis saat unjuk rasa yang dijadwalkan Kamis.
"Yang bersangkutan juga terlibat penyerangan Mapolresta Kediri Kota dengan melempar dua bom molotov," kata Kapolres.
Barang bukti yang diamankan dari CK, antara lain sepeda motor, tas selempang, dan telepon genggam yang berisi percakapan terkait rencana penyerangan di Kediri dan Tulungagung.
Baca juga: Polres Kediri tetapkan 28 tersangka kasus kerusuhan
Dari pengembangan penangkapan CK, polisi bersama Polresta Kediri juga menangkap pelaku lain berinisial MS (24), warga Jakarta Timur, yang kos di Kediri.
MS diduga berperan menyalakan bom molotov yang dilempar CK.
Dari penangkapan MS, polisi menyita empat kembang api dan satu unit telepon genggam berisi percakapan rencana kerusuhan di Tulungagung.
Kapolres menambahkan penangkapan dua terduga pelaku tersebut membuat aksi unjuk rasa yang rencananya digelar di Tulungagung ditunda hingga situasi kondusif.
"Koordinator aksi bisa memahami alasan pembatalan itu," ujar Kapolres.
Penangkapan dua pemuda diduga provokasi warga ini pun kemudian menjadi "senjata" sukses polisi untuk meredam aksi massa yang sedianya digelar Kamis pagi.
Baca juga: Pemerintah sayangkan aksi anarkis yang rusak bangunan bersejarah
Baca juga: Empat orang diduga provokator diamankan saat aksi damai di Lumajang
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.