Polres Buru bantu evakuasi 7 korban longsor di tambang emas ilegal

8 hours ago 2

Ambon (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Buru membantu evakuasi tujuh korban tanah longsor di lokasi tambang emas ilegal Gunung Botak, di areal Kapuran Tambang, Desa Persiapan Wansait, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Maluku.

“Peristiwa ini mengakibatkan tujuh orang tewas, salah satunya seorang tukang masak. Longsor terjadi akibat jebolnya bak penampung air setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut pada Sabtu (8/3) pagi,” kata Kapolres Buru AKBP Sulastri Sukidjang di Ambon, Minggu.

Ia mengatakan tujuh korban ditemukan dalam kondisi tertimbun material longsor. Sebanyak lima di antara mereka berasal dari Maluku Utara, yakni Isra (51) dan istrinya, Sarbia (49), serta anak mereka, Iman (8), yang warga Malifut, Kabupaten Halmahera Timur.

Selain itu, Badrun (41) dan Asni, tukang masak berasal dari Desa Tahane, Pulau Makean, Ternate.

"Kelima korban tersebut telah dievakuasi ke Maluku Utara menggunakan speedboat milik Pemda Buru," ujarnya.

Sebanyak dua korban lainnya yang warga Desa Dava, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, yakni Hendra (59) dan Sudin (41).

"Kedua korban sudah dimakamkan di TPU Desa Dava," katanya.

Beberapa penambang lainnya ditemukan dalam kondisi selamat namun mengalami luka-luka, salah satunya Awi (40), warga Desa Debowae, Kecamatan Waelata patah tangan kiri dan cedera pinggang. Korban saat ini dirawat di Puskesmas Waekasar.

Baca juga: Kapolres Buru pastikan tidak ada aktivitas di lokasi Peti Gunung Botak

Korban lain yang dipanggil Anak Beta (27), warga Desa Dava luka tangan kiri dan memilih menjalani pengobatan tradisional di Desa Oki Lama, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan.

Sebanyak empat korban lainnya yang mengalami luka-luka, yakni Dedi Putabuga (39), Gio Putabuga (38), Ali Putabuga (27), dan Ecan Putabuga (28) berasal dari Kota Mobagu, Sulawesi Utara.

Dedi mengalami trauma akibat tertimbun material tanah, Gio cedera rahang dan mulut, Ali luka kaki kiri, dan Ecan patah kaki kiri.

"Keempat korban saat ini dirawat oleh keluarga di Desa Dava," ujarnya.

Kapolres Sulastri Sukidjang menegaskan longsor terjadi akibat tingginya curah hujan di kawasan tambang ilegal tersebut.

Ia juga tidak menutup kemungkinan masih ada korban lain yang tertimbun.

"Dimungkinkan jumlah korban akan bertambah, karena menurut keterangan saksi, masih ada beberapa tenda penambang yang tertimbun material longsor," ujarnya.

Hingga saat ini, olah tempat kejadian perkara (TKP) belum bisa dilakukan karena kondisi tanah masih labil.

"Kemungkinan olah TKP baru bisa dilakukan besok, tergantung situasi di lokasi," ucapnya.

Seorang saksi yang saat kejadian sedang membantu istrinya memasak di warung, Ikram Boko, mengaku mendengar suara air mengalir deras dari tebing lokasi longsor.

"Mendengar suara tersebut, saya keluar warung dan melihat tanah longsor sedang terjadi. Material tanah dan batu langsung menghantam tenda-tenda penambang," katanya.

Upaya evakuasi langsung dilakukan dengan hasil beberapa korban tertimbun ditemukan. Jenazah korban kemudian dibawa menuju Masjid Nurul Iman Desa Dava sebelum dimakamkan, sedangkan sejumlah lainnya diberangkatkan ke Ternate.

Baca juga: Semua korban longsor di Solok berhasil dievakuasi dan 12 selamat

Baca juga: BNPB ingatkan pemda untuk tegas tertibkan pertambangan tradisional

Baca juga: Pemkab Buru Maluku segera legalkan aktivitas tambang di Gunung Botak

Pewarta: Winda Herman
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |