Jakarta (ANTARA) - Politisi Partai Demokrasi lndonesia (PDI) Perjuangan, Ida Mahmudah memastikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Rano Karno tak akan menyetujui pengenaan pajak bagi pedagang kantin sekolah seperti diwacanakan.
"Saya yakin Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Mas Pram dan Bang Doel tidak akan menyetujui atau menerapkan kebijakan itu," kata Ida dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, menanggapi rencana pengenaan pajak bagi pedagang kantin sekolah di Jakarta sebagaimana digulirkan Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta, Sutikno beberapa waktu lalu.
Baca juga: DKI uji coba kantin sehat di tiga sekolah untuk dukung MBG
Dia menegaskan kebijakan itu tidak tepat karena pedagang di kantin sekolah merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang justru harus dibantu dengan memberikan berbagai kemudahan termasuk akses permodalan, bukan malah dikenakan pajak yang membebani usahanya.
Bahkan, Pemprov DKI Jakarta berencana menggulirkan bantuan sebesar Rp300 miliar bagi pelaku UMKM.
"Saya minta pelaku usaha atau pedagang kantin sekolah, kantin karyawan hingga ojek online (ojol) tidak perlu resah. Percayakan sepenuhnya kepada Mas Pram dan Bang Doel yang tentu akan membuat kebijakan pro rakyat kecil," papar Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta itu.
Baca juga: Pengamat sarankan pengelola kantin sekolah dilibatkan program MBG
Ida meminta agar legislator DPRD DKI Jakarta lainnya untuk lebih bersikap arif dan bijak, jangan sampai memicu kegaduhan, apalagi sampai meresahkan rakyat kecil di tengah kondisi perekonomian global dan regional yang masih penuh ketidakpastian.
"Mari sama-sama kita jaga suasana tenang dan kondusif. Termasuk, bagi pelaku UMKM di Jakarta," tuturnya.
Dia menyarankan jika targetnya adalah meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, maka sebaiknya dilakukan dengan menerapkan digitalisasi pajak secara online untuk menekan terjadinya kebocoran.
"Sebaiknya dibangun sistem pajak realtime, tapi dari dulu kenapa tidak pernah terealisasi? Kalau kebocoran ini saja bisa dicegah, pendapatan dari sektor pajak saya yakin lebih tinggi," kata Ida.
Baca juga: Fraksi PKB DPRD DKI bantah setujui wacana retribusi kantin sekolah
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan anggaran Rp300 miliar untuk mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mengembangkan usahanya.
“Kita menyediakan anggaran hampir Rp300 miliar untuk UMKM," ujar Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno usai menghadiri acara Lebaran di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4).
Menurut Rano, selain memiliki outlet, UMKM juga mesti didukung dengan permodalan yang sesuai.
"Karena Pak Gubernur juga paham bahwa UMKM harus didukung. Selain outlet memang harus punya, tapi permodalan juga perlu,” ujar Rano.
Adapun hingga September 2024, terdapat 264.236 pelaku UMKM yang terdaftar dalam Jakpreneur binaan Pemprov Jakarta.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025