Tianjin (ANTARA) - China yakin dan mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cepat, ujar Perdana Menteri China Li Qiang saat berpidato dalam pembukaan Pertemuan Tahunan Para Juara Baru (Annual Meeting of the New Champions), yang juga dikenal sebagai Davos Musim Panas (Summer Davos), ke-16 di Kota Tianjin, China, Rabu (25/6)
"Selama bertahun-tahun, meski lingkungan internasional telah berubah, ekonomi China secara konsisten mempertahankan momentum yang baik," kata Li.
Dia menekankan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 5,4 persen pada kuartal pertama (Q1) 2025 terlepas dari guncangan eksternal yang meningkat secara signifikan tahun ini.
"Indikator-indikator ekonomi utama terus meningkat pada kuartal kedua (Q2), dan saya melihat lembaga-lembaga internasional baru-baru ini menaikkan ekspektasi mereka untuk pertumbuhan ekonomi China," katanya.
"Pembangunan ekonomi China bukan hanya tentang lonjakan jangka pendek, tetapi juga tentang kemajuan berkelanjutan untuk mencapai tujuan jangka panjang," tambah Li.
Dia juga menyampaikan bahwa China sedang berproses untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi secara keseluruhan, didorong oleh permintaan yang kuat untuk peningkatan konsumsi di pasar konsumen dan impor terbesar kedua di dunia itu.
China sedang berusaha untuk berkembang menjadi pusat konsumsi skala besar di atas fondasi pusat manufaktur yang solid, kata PM China itu.
Li mengatakan bahwa terobosan dan kemajuan inovasi China yang berkelanjutan akan menyuntikkan vitalitas baru ke dalam pembangunan global, membantu mengatasi kelesuan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.
Dalam Davos Musim Panas yang sedang berlangsung, Presiden Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) Borge Brende menyampaikan pandangan optimistis tentang prospek ekonomi China.
"Saya relatif optimistis soal perekonomian China, baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang. China telah melakukan diversifikasi, tetapi di samping itu, China juga telah beralih dari manufaktur barang fisik ke lebih banyak jasa dan perdagangan digital. Kami juga melihat banyak teknologi baru yang diterapkan. China bekerja dengan sangat baik dalam hal kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dalam hal robotika," ujarnya.
Mantan PM Inggris Tony Blair juga menyoroti kisah transformasi China yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir, dan menyerukan kepada negara-negara lain untuk memahami dan tetap berinteraksi dengan China, alih-alih mengisolasinya.
Seiring China tumbuh semakin kuat dalam beberapa dekade mendatang, Blair menekankan pentingnya memperdalam interaksi, dengan fokus khusus pada pertukaran antarmasyarakat di samping kerja sama pemerintah dan bisnis.
Mengusung tema "Kewirausahaan untuk Era Baru" (Entrepreneurship for a New Era), acara yang diselenggarakan pada 24-26 Juni ini telah menarik lebih dari 1.700 tokoh terkemuka dari 90 lebih negara dan kawasan untuk mengeksplorasi bagaimana kewirausahaan dan teknologi yang sedang berkembang dapat menyingkap ekonomi yang lebih dinamis dan tangguh.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.