Jakarta (ANTARA) - Seorang petinju amatir Jepang menjalani operasi otak darurat dua pekan lalu dan masih mendapatkan perawatan intensif, demikian dikutip dari The Japan Times di Jakarta, Jumat.
Federasi Tinju Jepang (Japan Boxing Federation/JBF) menyatakan, petinju berusia 39 tahun yang tidak disebutkan namanya itu tidak merespons setelah melakukan latih tanding (sparing) selama tiga ronde, di Tokyo pada 8 Agustus 2025.
JBF, yang mengawasi tinju amatir di Jepang, mengatakan bahwa pria tersebut sudah lebih dari 10 tahun tidak bertanding dan sedang berlatih untuk melakukan comeback.
"Kami berdoa agar ia bisa pulih sesegera mungkin," kata presiden JBF, Tatsuya Nakama.
Dunia tinju Jepang sedang menjadi sorotan setelah petinju kelas bulu super Shigetoshi Kotari dan petinju kelas ringan Hiromasa Urakawa, meninggal beberapa hari setelah mengalami cedera dalam pertarungan terpisah di Tokyo pada 2 Agustus. Kedua petinju itu baru berusia 28 tahun.
Baca juga: Timnas Tinju Indonesia raih enam medali di Taipei City Cup 2025
Baca juga: Curry dan Scott naik ring rebut juara dunia kelas menengah putri WBC
Pejabat tinju Jepang telah menggelar serangkaian pertemuan darurat dan berjanji untuk menerapkan aturan keselamatan baru.
Langkah baru yang akan diterapkan mencakup tes urine untuk mengukur dehidrasi serta aturan yang lebih ketat mengenai penurunan berat badan cepat yang dilakukan para petinju.
Petinju Jepang Yudai Shigeoka pada bulan ini mengumumkan pensiun dari dunia tinju. Ia ingin fokus mendukung saudaranya, yang koma sejak sebuah pertarungan pada Mei lalu.
Saudaranya, Ginjiro, mantan juara dunia kelas jerami WBC, kolaps setelah bertarung di Osaka dan menjalani operasi otak darurat.
Pria berusia 25 tahun tersebut masih koma, tetapi menurut Komisi Tinju Jepang, kondisinya sudah tidak lagi membahayakan nyawa.
Baca juga: Daftar lengkap laga tinju dengan kartu utama Canelo lawan Crawford
Baca juga: Polisi wanita Stephanie Han bersiap pertahankan gelar juara dunia WBA
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.