Jakarta (ANTARA) - CEO Pertamina New and Renewable Energy (NRE) John Anis menyampaikan sedang mengkaji keuntungan bagi Indonesia apabila mengakuisisi saham perusahaan energi baru dan terbarukan (EBT) Filipina.
“Kalau (mengakuisisi saham) ke luar, kami juga harus melihat apa sih keuntungannya untuk Indonesia? Jadi, yang pertama, perusahaan harus sehat. Harus punya portofolio yang bagus dan balance sheet yang kuat,” kata John ketika ditemui di Jakarta, Senin.
Di sisi lain, lanjut John, juga terdapat kesempatan bagi Indonesia untuk memperluas kompetensi dan pembangunan kapabilitas.
Misalkan, Indonesia bisa mengirim sumber daya manusianya (SDM) ke sana untuk meningkatkan kompetensinya di bidang transisi energi.
“Terlepas dari itu, kami juga ingin bermitra,” ucapnya.
Ia mencontohkan apabila pengembangan fasilitas produksi panel surya di Cikarang, Jawa Barat sudah tuntas, Filipina dapat menjadi mitra dagang Indonesia.
“Kami bisa ekspor ke mereka,” ucapnya.
Selain itu, apabila Indonesia memiliki proyek pengembangan panel surya yang lebih besar, pengalaman Filipina dalam pengembangan panel surya juga bisa memberi keuntungan bagi Indonesia.
Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan bermitra dengan Filipina dalam hal pengembangan infrastruktur energi baru dan terbarukan di Indonesia, dan salah satunya adalah panel surya.
“Dengan pengalaman mereka, kami bawa kapital mereka untuk bermitra di sini. Selalu kami melihat manfaatnya di Indonesia seperti itu,” kata John.
Pernyataan tersebut terkait dengan rencana Pertamina NRE membeli saham perusahaan energi baru terbarukan (EBT) asal Filipina, Citicore Renewable Energy (CREC.PS) sebesar 20 persen.
Baca juga: Pertamina NRE prioritaskan geothermal mendapatkan pendanaan Danantara
Baca juga: Pertamina NRE kaji proyek baru dari Kenya untuk pengembangan PLTP
Baca juga: Pertamina NRE bangun pabrik perakitan panel surya di Jawa Barat
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025
