Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) mengincar wilayah kerja (WK) atau blok minyak dan gas bumi (migas) baru, yang dilelang oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk meningkatkan produksi migas.
“Yang paling ideal adalah meningkatkan produksi dengan masuk ke wilayah-wilayah kerja baru, yang oleh Kementerian ESDM sudah dilelang,” ucap Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri pada acara "Indonesia Langgas Berenergi" di Jakarta, Selasa.
Setelah menetapkan TIS Petroleum (Asia) Pte Ltd sebagai pemenang lelang Blok Minyak dan Gas Bumi (Migas) Perkasa dengan investasi awal atau komitmen pasti tiga tahun pertama sebesar 2,25 juta dolar AS (Rp37 miliar), kini tersisa 74 blok migas yang dilelang oleh Kementerian ESDM.
Menurut Simon, apabila Pertamina berhasil memenangkan proses lelang blok migas, produksi nasional dari Pertamina akan bertambah.
"Dengan kami masuk ke wilayah kerja baru, kami akan mendapat temuan-temuan baru. Itu akan sangat signifikan untuk menambah produksi nasional kita," tutur Simon.
Terlebih, sumur-sumur yang saat ini dikelola oleh Pertamina sudah masuk ke kategori sumur tua. Dengan demikian, secara alami, sumur-sumur tersebut mengalami penurunan produksi.
Guna memaksimalkan produksi di sumur-sumur tua, Pertamina memanfaatkan inovasi teknologi dan inisiatif-inisiatif lainnya untuk memperlambat lajunya penurunan produksi dari sumur-sumur tuanya.
"Kami memanfaatkan inovasi teknologi dan inisiatif lainnya untuk memperlambat lajunya penurunan produksi sumur-sumur kami," kata dia.
Untuk mewujudkan ketahanan energi, Pertamina memiliki dual growth strategy, yakni memaksimalkan bisnis yang sudah ada, seperti minyak dan gas bumi (migas), serta mengembangkan bisnis transisi energi menuju rendah karbon.
Peningkatan produksi migas nasional merupakan bagian dari strategi memaksimalkan bisnis yang sudah ada.
Lebih lanjut, Pertamina juga memperkuat bisnis hilir. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas dan efisiensi kilang, yakni Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang ditargetkan beroperasi pada November 2025.
"Proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan, menghasilkan produk berkualitas tinggi setara standar Euro 5, dan mengurangi ketergantungan impor BBM," tutur Simon.
Baca juga: Pertamina gencarkan bisnis migas dan transisi energi untuk Astacita
Baca juga: Pengamat sebut tata kelola Pertamina jaga ketahanan energi
Baca juga: PHE pacu produksi dan penemuan cadangan baru untuk ketahanan energi
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.