Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Umum Daerah Pengolahan Air Limbah (Paljaya) menyebutkan penyedotan lumpur (tinja) pada tangki septik yang dilakukan secara terjadwal dapat meningkatkan sanitasi lingkungan.
"Sedot (tangki septik/septic tank) arahnya lebih pada memperbaiki lingkungan," kata Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Paljaya, Untung Suryadi dalam rapat dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta di Jakarta, Kamis.
Menurut Untung, idealnya penyedotan lumpur tangki septik dilakukan setiap tiga tahun sekali. Adapun biaya yang dikeluarkan warga untuk memanfaatkan layanan ini sekitar Rp330 ribu.
Merujuk data situasi sanitasi di Jakarta, Untung mencatat sekitar 88 persen rumah tangga di DKI sudah memiliki tangki septik namun belum terjadwal mengolah limbahnya atau penyedotan lumpurnya.
"Sedangkan yang sudah terjadwal baru sekitar tiga persen atau sekitar 76 ribu KK yang saat ini dilayani Paljaya. Jadi, itu PR besarnya mengenai kondisi sanitasi di Jakarta," kata dia.
Baca juga: Perumda Paljaya bangun pipa pengolahan air limbah di TB Simatupang
Baca juga: Perumda Paljaya tingkatkan kualitas sanitasi di Jakarta
Guna memungkinkan warga menyedot lumpur tangki septik (sedot tinja) secara terjadwal, Paljaya berencana untuk berkolaborasi dengan PAM Jaya.
Nantinya, setiap pelanggan yang mendapatkan layanan air minum menjadi pelanggan Paljaya yang terjadwal penyedotan tinjanya.
"Itu akan langsung meningkatkan sanitasi warga DKI. Jadi mereka (warga) memanfaatkan air minum dan membuang limbahnya. Mereka terbiasa dengan gratis. Sekarang buang harus bayar," ujar Untung.
Namun hal ini bukan berarti pelanggan PAM Jaya serta merta dipaksa membayar untuk air limbah mereka.
"Tentunya kalau kami akan melakukan (kerja sama) tidak juga kami langsung paksakan semua pelanggan PAM Jaya kami tagih. Tentunya kami meminta persetujuan mereka karena akan ditagih secara terjadwal," ujar Untung.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025