Penyebab, gejala, dan penanganan fraktur kompresi osteoporosis

1 month ago 16

Jakarta (ANTARA) - Osteoporosis adalah kondisi yang melemahkan tulang, membuatnya rapuh dan rentan terhadap patah tulang. Salah satu akibatnya adalah fraktur kompresi, yang terjadi pada tulang belakang (vertebrae).

Dalam wawancara dengan HT Lifestyle, Dr. Venkatesh Movva, spesialis kedokteran regeneratif dari RegenOrthoSport, menjelaskan bahwa osteoporosis menyebabkan tulang belakang menjadi rapuh.

Dikutip dari The Hindustan Times, Jumat, akibatnya, aktivitas sehari-hari seperti membungkuk, mengangkat barang, atau bahkan batuk bisa menyebabkan patah tulang.

Baca juga: Kiat melindungi kesehatan tulang saat memasuki menopause

Penyebab utama fraktur kompresi adalah osteoporosis. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya, antara lain:
1. Usia: Kepadatan tulang secara alami berkurang seiring bertambahnya usia.
2. Jenis Kelamin: Wanita, terutama setelah menopause, lebih rentan terhadap osteoporosis karena perubahan hormon.
3. Gaya Hidup: Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurang olahraga melemahkan tulang secara bertahap.
4. Nutrisi yang Buruk: Kekurangan kalsium dan vitamin D membuat tulang menjadi rapuh.
5. Obat-obatan Tertentu: Penggunaan steroid dalam jangka panjang dapat memengaruhi kekuatan tulang.

Baca juga: Pakar: Osteoporosis bisa dicegah sejak anak-anak

Mengenali tanda-tanda awal fraktur kompresi dapat membantu mendapatkan penanganan lebih cepat dan mengurangi risiko keparahan.

Gejala-gejala tersebut meliputi:
- Nyeri punggung akut: Rasa sakit tiba-tiba dan parah di punggung adalah gejala pertama yang sering muncul.
- Kehilangan tinggi badan: Penurunan tinggi badan yang terlihat akibat runtuhnya tulang belakang.
- Kifosis: Munculnya punggung bungkuk atau melengkung.
- Mobilitas terbatas: Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari akibat rasa sakit dan kaku.
- Nyeri kronis: Nyeri punggung yang terus-menerus dan memburuk saat bergerak.
- Gejala kompresi: Dalam kasus parah, saraf tertekan dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada kaki.

Baca juga: Dokter paparkan upaya cegah osteoporosis sejak dini

Fraktur kompresi osteoporosis biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan fisik untuk menilai rasa sakit, postur tubuh, dan mobilitas.

Tes X-ray, MRI, atau pengukuran kepadatan tulang juga dapat membantu menentukan tahap kondisi ini.

Menurut Dr. Venkatesh Movva, beberapa pilihan penanganan meliputi:
1. Manajemen nyeri: Obat-obatan seperti acetaminophen atau NSAID dapat membantu meredakan rasa sakit.
2. Bracing: Penyangga punggung dapat mendukung tulang belakang dan mengurangi rasa sakit.
3. Terapi fisik: Latihan untuk memperbaiki postur, kekuatan, dan mobilitas.
4. Obat-obatan: Bisfosfonat untuk mencegah kehilangan tulang lebih lanjut.
5. Terapi hormon: Penggantian estrogen untuk wanita pascamenopause.
6. Suplemen kalsium dan vitamin D: Penting untuk kesehatan tulang.

Baca juga: Pola makan buruk gaya hidup tidak aktif picu nyeri sendi usia muda

Baca juga: Menopause sebabkan wanita cepat alami osteoporosis

Penerjemah: Putri Hanifa
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |