Jakarta (ANTARA) - Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menekankan pentingnya pelatihan bersertifikat bagi para pendamping pasien kanker payudara yang sedang berjuang melawan penyakitnya.
"Mereka (pasien) tidak hanya berjuang melawan penyakitnya, tetapi juga menghadapi tantangan emosional, psikologis dan sosial yang berat," kata Ketua YKPI Linda Agum Gumelar dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Linda mengatakan kanker payudara masih menjadi ancaman serius bagi perempuan Indonesia dan dunia.
Berdasarkan data terbaru Globocan 2020, kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus tertinggi di dunia, termasuk Indonesia, dengan lebih dari 68.858 kasus baru dan 22.430 kematian tercatat hanya di tahun 2020 dan angkanya diprediksi meningkat dari tahun ke tahun.
Pasien yang terkena kanker itu membutuhkan dukungan tidak hanya secara kesehatan tetapi juga psikososial, sehingga pendekatan yang dilakukan perlu lebih komprehensif dan berkesinambungan.
Menurutnya, peran seorang pendamping menjadi sangat krusial karena harus terlatih dan berempati untuk memberikan bimbingan dan harapan saat pasien menjalani berbagai pengobatan.
Baca juga: YKPI sosialisasikan upaya deteksi dini kanker payudara ke pesantren
Adapun peran pendamping pasien kanker payudara antara lain mendampingi pasien secara emosional, mengedukasi pasien dan keluarga, mendukung ketaatan pengobatan, menjadi jembatan sosial dan komunitas, dan memberikan pendampingan pascapengobatan.
Atas dasar itu, YKPI bekerja sama dengan Rumah Sakit Onkologi Surabaya, Reach To Recovery Surabaya serta TUV Rheinland Indonesia mengadakan pelatihan pendamping pasien kanker payudara bersertifikat TUV Rheinland Internasional bagi para tenaga kesehatan dan relawan yang diselenggarakan di Kantor IDI Surabaya pada tanggal 19-20 September 2025.
Kegiatan ini diikuti 37 orang peserta terdiri atas tenaga kesehatan delapan orang, psikolog dua orang, dan relawan komunitas 27 orang.
"Kegiatan pelatihan seperti ini telah dilaksanakan YKPI sebanyak 6 (enam) angkatan dan tahun ini merupakan angkatan ke-7. Tercatat dari angkatan 1 sampai angkatan 6 telah diikuti sebanyak 352 peserta yang telah lulus sertifikasi secara internasional dari TUV Rheinland Indonesia," ujarnya.
Ia menjelaskan pelatihan yang diselenggarakan merupakan bagian dari upaya strategis YKPI untuk meningkatkan kapasitas para pendamping baik dari kalangan tenaga kesehatan maupun relawan komunitas dan mempersiapkan SDM yang terlatih secara professional dalam mendampingi pasien kanker payudara.
"Yang terpenting dari pelatihan ini, memberikan sertifikat pelatihan berstandar internasional TUV Rheinland kepada para peserta, sebagai bentuk pengakuan atas kompetensi peserta secara global," ucap dia.
Pelatihan itu diharapkan tidak hanya meningkatkan pengetahuan teknis terkait kanker payudara, tetapi juga membangun empati, komunikasi dan komitmen kemanusiaan dalam memberikan layanan pendampingan yang penuh kasih dan keberpihakan.
Baca juga: YKPI: Kanker payudara merupakan kanker yang ringan untuk diatasi
Baca juga: YKPI dan Unicharm gelar edukasi deteksi kanker payudara ke 400 remaja
Baca juga: Dokter tekankan pentingnya kesadaran kanker payudara pada remaja
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.