Pengusaha: Tarif nol China dorong ekspor kopi Uganda

5 days ago 11

Kampala (ANTARA) - Pengusaha kopi di Uganda yakin kebijakan tarif nol China yang diperluas untuk produk-produk Afrika dapat mendorong ekspor kopi Uganda secara signifikan dan meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Nelson Tugume, CEO Inspire Africa Group yang mengelola African Coffee Park di Distrik Ntungamo, Uganda barat, mengatakan kepada Xinhua bahwa kebijakan baru China ini memberikan lingkungan bisnis yang jauh lebih kondusif dibandingkan dengan pasar yang terus memberlakukan tarif tinggi terhadap produk-produk Afrika.

Sejak 2024, China telah menerapkan kebijakan tarif nol untuk 100 persen lini tarif bagi semua negara kurang berkembang yang memiliki hubungan diplomatik dengannya, termasuk 53 negara Afrika.

Para pekerja menyortir kemasan kopi di African Coffee Park, Ntungamo, Uganda barat, Sabtu (29/12/2025). (ANTARA/Xinhua)

Tugume menyebut bahwa kebijakan tersebut, dipadukan dengan meningkatnya permintaan kopi dari China serta ketidakpastian di negara-negara produsen kopi utama, menciptakan peluang yang tepat bagi para petani Uganda yang mencari pasar baru dan stabil.

"Kami memiliki mitra di China yang telah mengizinkan kami masuk ke pabrik-pabrik mereka dan mempelajari bagaimana teknologi-teknologi ini bekerja. Bagi setiap bisnis yang ingin berkembang, Anda harus pergi ke tempat dengan lingkungan yang kondusif," kata dia, menjelang pelepasan pengiriman kopi yang diproduksi dan diproses secara lokal untuk dikirim ke China.

Tugume melanjutkan, untuk memenuhi standar China dan memastikan pasokan yang berkelanjutan, Uganda melakukan persiapan secara memadai.

"Kami telah menyaksikan bagaimana negara-negara berkembang dan belajar satu sama lain," kata Tugume,

Dia menyebut bahwa lebih dari 40 staf Inspire Africa belum lama ini kembali dari China setelah memperoleh keterampilan teknis. Sebanyak 40 karyawan lainnya akan dikirim ke China untuk mempelajari teknologi yang digunakan dalam mesin pengolahan kopi.

"Agar staf kami dapat memahami, harus ada transfer pengetahuan. Kami memiliki mitra di China yang telah mengizinkan kami masuk ke pabrik-pabrik mereka dan mempelajari bagaimana teknologi-teknologi ini bekerja," tutur Tugume.

Seorang pria membuat kopi di African Coffee Park, Ntungamo, Uganda barat, Jumat (28/12/2025). (ANTARA/Xinhua)

Data dari Kementerian Pertanian, Industri Hewan, dan Perikanan Uganda menunjukkan bahwa ekspor kopi ke China melonjak sebesar 190 persen pada Maret 2025 saja, menjadikan China sebagai pasar kopi terbesar kedua Uganda di Asia.

Sebelumnya pada bulan ini, kementerian tersebut juga melaporkan bahwa para eksportir Uganda berhasil menandatangani kesepakatan senilai tiga juta dolar AS (satu dolar AS sekitar Rp16.632) di Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE).

Pada ajang tersebut, Uganda menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Cotti Coffee, merek kedai kopi swasta asal China, untuk mempromosikan kopi Uganda di seluruh China.

Kemitraan itu akan menghubungkan para petani dan pengolah kopi Uganda secara langsung dengan Cotti Coffee, yang mengoperasikan lebih dari 7.500 gerai di 28 negara.

Kopi tetap menjadi salah satu komoditas utama Uganda untuk transformasi ekonomi, dengan sekitar 1,8 juta rumah tangga bergantung pada komoditas ini, menurut Kementerian Pertanian Uganda.

Pewarta: Xinhua
Editor: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |