Jakarta (ANTARA) - Firma riset global, Counterpoint, dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa pengiriman chip smartphone yang memiliki kemampuan kecerdasan artifisial generatif (Generative AI) tumbuh sebesar 74 persen di 2025 dibandingkan dengan 2024.
Chip yang dimaksud ialah chip yang memungkinkan ponsel pintar bisa melakukan beragam fitur AI secara langsung dibandingkan melakukan pekerjaan AI di cloud.
Laporan GSM Arena, Rabu (1/10), secara lebih rinci menyebut dari semua chip untuk ponsel pintar yang dikirimkan di 2025 sebesar 35 persennya merupakan chip dengan GenAI tersebut.
Menariknya dalam hal peredaran chip AI untuk ponsel pintar, Apple menjadi pemimpin pasar yang memiliki pangsa pasar sebesar 46 persen, disusul oleh Qualcomm dengan 35 persen, dan MediaTek dengan 12 persen.
Baca juga: Apple dikabarkan siap lakukan produksi massal MacBook Pro baru
Hampir semua chipset premium atau flagship yang dikirimkan di 2025 mendukung kemampuan Gen AI dengan persentase 88 persen. Pertumbuhan chip premium dilengkapi GenAI ini di 2025 jika dibandingkan dengan 2024 bernilai sebesar 53 persen.
Beberapa chip populer itu datang dari produsen yang mendominasi pasar yaitu Apple A19 Pro, Snapdragon 8 Elite Gen 5, dan Dimensity 9500.
Meski begitu pertumbuhan chip AI tidak terbatas pada segmen flagship karena di kelas mid-range (gawai senilai 300-499 dolar AS sekitar Rp4,9-8,2 jutaan) juga terlihat bertumbuh pesat.
Jumlah pengiriman chip AI untuk kelas menengah ini bertumbuh sebesar tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu, chip-chip yang dimaksud di antaranya seperti Snapdragon 7 series, Snapdragon 6 series dan Dimensity 8000 series.
Di kelas menengah ini, Qualcomm memimpin pasar chip AI dengan pangsa pasar sebesar 57 persen.
Baca juga: Pemerintah AS berupaya tingkatkan produksi semikonduktor
Baca juga: Qualcomm ungkap chip andalan terbaru Snapdragon 8 Elite Gen 5
Baca juga: MediaTek Dimensity 9500 tawarkan peningkatan AI dan efisiensi daya
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.