Denpasar (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim hujan di Bali pada Januari-Februari 2026.
“Sebanyak 55 persen dari 20 zona musim memasuki puncak musim hujan pada Februari 2026,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Bali BMKG Aminudin Al Roniri dihubungi di Denpasar, Kamis.
Adapun Stasiun Klimatologi Bali berada di Kabupaten Jembrana, Bali Barat. Sedangkan 45 persen atau sembilan zona musim di Bali memasuki puncak musim hujan pada Januari 2026.
Ia merinci wilayah yang memasuki puncak musim hujan pada Januari 2026 yaitu Buleleng bagian utara dan timur, Tabanan bagian utara, tengah, dan selatan, Badung bagian utara, tengah, dan selatan, serta Gianyar bagian utara, tengah, dan selatan.
Baca juga: BMKG: Waspada potensi banjir rob di 5 pesisir Bali pada 7-11 Oktober
Selanjutnya di Bangli bagian tengah, Karangasem bagian utara, tengah, timur, dan selatan, serta Kota Denpasar dan Nusa Penida.
Sementara itu 11 zona musim di Bali yang masuk puncak musim hujan pada Februari 2026, meliputi seluruh wilayah Jembrana, kemudian Buleleng bagian barat, selatan, tengah, utara, dan tenggara, Tabanan bagian barat dan utara, Karangasem bagian barat dan selatan, Bangli bagian selatan, utara, tengah, dan timur, serta Klungkung bagian utara dan Badung bagian utara.
Adapun sifat musim hujan pada 20 zona musim itu diprediksi secara umum normal di 15 zona musim atau 75 persen wilayah di Bali. Sedangkan sisanya atau lima zona musim hujan diprediksi di atas normal.
Sebanyak lima zona musim yang sifat hujannya diprediksi di atas normal meliputi wilayah Buleleng bagian utara dan timur, Tabanan bagian tengah, Badung bagian tengah, Bangli bagian selatan, Karangasem bagian barat dan utara, serta Gianyar bagian selatan, dan Pulau Nusa Penida.
Baca juga: BMKG: Peringatan cuaca ekstrem bisa jadi modal awal mitigasi bencana
Sementara itu hanya satu zona musim di Bali yang sudah memasuki awal musim hujan pada September 2025, sedangkan sembilan zona musim diperkirakan pada Oktober 2025 dan 10 zona musim memasuki awal musim hujan pada November 2025.
Apabila dibandingkan dengan rata-rata awal musim hujan periode 1991-2020, kata dia, sebanyak enam zona musim diprediksi sama dengan rata-ratanya, kemudian zona musim diprediksi lebih cepat dari rata-ratanya dan sebanyak enam zona diprediksi lebih lambat dari rata-ratanya.
“Pemerintah daerah, institusi terkait, dan masyarakat, diharapkan waspada dan antisipatif terhadap potensi dampak musim hujan, terutama daerah rawan banjir dan tanah longsor,” ucap Aminudin Al Roniri.
Baca juga: BMKG: Curah hujan ekstrem dalam sehari picu banjir di Bali
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.