Jakarta (ANTARA) - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) I Wayan Susi Dharmawan soroti potensi besar penyerapan karbon dari perhutanan sosial untuk mencapai target pengurangan emisi di sektor kehutanan dan penggunaan lahan (FOLU).
Dalam diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Rabu, Peneliti Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN I Wayan Susi Dharmawan mengingatkan bahwa perhutanan sosial dan pengelolaan hutan lestari diprakirakan akan menyumbang 15 persen dari target pengurangan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan FOLU Net Sink 2030 sebesar minus 21 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e) dari minus 140 juta ton CO2e yang ditargetkan dicapai pada 2030.
"Dengan skenario konservatif, dengan 12,7 juta hektare, kita bisa dapat serapan karbon 12,7 juta ton CO2 per tahun. Ini baru nilai potensi serapan, belum nilai pengurangan emisi," katanya.
Baca juga: Dari Jakarta ke Belem, langkah panjang Indonesia tuk aksi nyata COP30
Perhitungan konservatif tersebut berdasarkan target nasional perhutanan sosial sebesar 12,7 juta hektare, yang sampai Oktober 2025 sudah tercapai 8,3 juta hektare lahan yang dapat dikelola masyarakat secara lestari.
Jika menghitung potensi serapan yang sudah terjadi sejauh ini, dengan jumlah 8,3 juta hektare maka dia mengestimasikan 8,3 juta ton CO2e per tahun berdasarkan perhitungan konservatif.
Dia menyoroti studi kasus perhutanan sosial di enam wilayah kabupaten/kota memperlihatkan bahwa sebagian besar memperlihatkan laju reforestasi lebih tinggi dibandingkan deforestasi dalam periode 2013-2020.
Baca juga: KLH: Ekonomi berkelanjutan sektor FOLU dukung capai target emisi baru
Daerah yang menjadi rujukan studi itu adalah Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Limapuluh Kota.
"Kalau kita melihat tren ini sebenarnya sangat optimistis FOLU Net Sink dari perhutanan sosial bisa tercapai," katanya.
Menurut data Kementerian Kehutanan (Kemenhut), sampai dengan Oktober 2025 terdapat lebih dari 8,3 juta hektare yang telah didistribusikan untuk dikelola secara lestari oleh lebih dari 1,4 juta rumah tangga dalam bagian perhutanan sosial.
Baca juga: Di COP30, RI-China bahas upaya efektif turunkan emisi gas rumah kaca
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































