Jakarta (ANTARA) - Pencak silat akan menjadi ekstrakurikuler di sekolah-sekolah di Provinsi DKI Jakarta dan ini menjadi upaya agar generasi muda dapat mencintai budaya mereka.
"Kami ingin anak-anak atau generasi muda dapat mencintai akar budayanya dan menjadikan Budaya Betawi sebagai bagian dari kehidupan," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan, kebijakan ini menjadi bagian upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memasukkan pemajuan budaya Betawi dalam pelajaran muatan lokal di sekolah.
“Pemajuan kebudayaan itu sangat-sangat diperlukan bagi setiap bangsa sebagai akar, yang memberi makna siapa kita, darimana kita berasal dan ke mana kita melangkah," kata dia.
Menurut Miftahulloh, pemajuan budaya Betawi dapat dilakukan melalui empat pilar strategis, yaitu pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan.
Baca juga: Rano Karno ingin pencak silat masuk kurikulum sekolah di Jakarta
Baca juga: Seribu lebih atlet ikuti Kejuaraan Pencak Silat Wali Kota Cup Jaktim
Adapun saat ini terdapat 10 objek pemajuan kebudayaan Betawi yang menjadi fokus Pemprov DKI Jakarta, yaitu manuskrip, adat istiadat, ritus, tradisi lisan dan bahasa. Selain itu seni, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, olahraga tradisional dan permainan rakyat.
Miftahulloh menegaskan, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen dalam pemajuan budaya Betawi sebagai bagian penting dari identitas Jakarta dan aset budaya nasional.
Lalu, sebagai budaya yang tumbuh dan berkembang bersama sejarah Jakarta, pelestarian dan pemajuan budaya Betawi diperlukan agar nilai-nilai luhur, tradisi, serta kearifan lokal yang terkandung di dalamnya tetap hidup, relevan dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Dia kemudian menyampaikan pelestarian dan pengembangan budaya Betawi menjadi fondasi penting dalam menyongsong Jakarta sebagai kota global.
"Bagaimana kebudayaan Betawi bisa menjadi tuan rumah di Jakarta dan kita terus mendorong pemajuan Budaya Betawi tidak hanya di taraf nasional, tapi juga internasional," katanya.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025