Pemprov perkuat standar layanan stroke wujudkan "Jakarta Siaga Stroke"

1 hour ago 1

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkolaborasi dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono untuk memperkuat standar tata laksana layanan stroke guna mewujudkan "Jakarta Siaga Stroke".

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta, Jumat, mengatakan stroke merupakan salah satu penyakit yang perlu tata laksana secara tepat dan cepat untuk meminimalkan risiko kecacatan dan kematian.

"Stroke merupakan penyakit yang perlu ditangani dengan cepat, kurang dari 4,5 jam. Penanganan stroke yang cepat dan tepat akan memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas hidup," kata Ani.

Dinas Kesehatan DKI mencatat angka kecacatan akibat stroke di Jakarta cukup tinggi, yakni 21,4 persen dengan 2,9 persen di antaranya berakhir dengan kematian.

Oleh karena itu, kata Ani, kemampuan sistem kesehatan dalam merespons keadaan darurat menjadi penting. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala awal dan bertindak tepat waktu serta melakukan pencegahan juga diperlukan

Untuk itu, Dinas Kesehatan DKI bekerja sama dengan program kesehatan global nirlaba untuk melakukan penilaian mutu layanan stroke dan perusahaan kesehatan untuk mengkampanyekan gerakan perubahan perilaku melalui program "Cities for Better Health".

Seiring dengan kerja sama itu, Dinas Kesehatan DKI juga mengembangkan sistem informasi manajemen puskesmas yang terintegrasi, yakni JakSIMPUS sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan berbasis bukti.

Kemudian, ada pula Jakarta Code Stroke sebagai bagian terbaru dari ekosistem layanan kesehatan JakSehat.

Baca juga: DKI hadirkan "Jakarta Siaga Stroke" untuk cegah warga kena stroke

Jakarta Code Stroke adalah ekosistem layanan stroke terpadu yang dibangun dari hulu hingga hilir, mulai dari pencegahan, respons cepat, perawatan akut hingga rehabilitasi dan pemulihan.

"Sistem ini memastikan setiap warga mendapatkan layanan yang cepat, tepat dan terstandar," ujar Ani.

Lebih lanjut, dia menuturkan upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota siaga stroke juga didukung oleh kesiapan Pasukan putih, puskesmas, rumah sakit, layanan ambulans gawat darurat, command center, JakAmbulans, dan JakConnected.

"Untuk sistem rujukan yang terintegrasi, Jakarta menyiapkan JakConnected serta layanan ambulans gawat darurat dan fasilitas rehabilitatif dan rujuk balik yang dikuatkan dengan peran Pasukan Putih," jelas Ani.

Di samping itu, sambung dia, sebagai upaya kuratif, Dinas Kesehatan DKI juga menyiapkan rumah sakit siaga stroke melalui 75 Hospital Ready Stroke (HRS).

Dari jumlah tersebut, sebanyak 26 rumah sakit di antaranya telah memiliki kemampuan melakukan penanganan stroke, yakni memecah gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah di dalam otak (trombolisis) dan mengangkat bekuan darah (trombus) dari dalam pembuluh darah (trombektomi) dalam 7x24 jam.

"Salah satu RSUD kami, RSUD Tarakan telah menetapkan tata kelola stroke yang terpadu, mulai dari promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif, yang juga didukung oleh Pasukan Putih," ungkap Ani.

Baca juga: Pramono minta Pasukan Putih bantu penanganan stroke

Baca juga: DKI butuh 27 "Stroke Ready Hospital" untuk tanggulangi stroke

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |