Simalungun (ANTARA) - Pemkab Simalungun, Sumatera Utara, mendorong kemajuan desa wisata "Desa Sait Buttu" di Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun yang memiliki produk unggulan penangkaran Madu Takoma dan Cafe Kopi Antara.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Simalungun Muhammad Fikri Fanani Damanik, di Simalungun, Sabtu, menyampaikan rasa rasa optimistis perkembangan Desa Wisata Sait Buttu yang disingkat menjadi "Dewi Satu" itu.
Pengelola mempunyai tekad kuat dan pihaknya telah memfasilitasi pelatihan pengelolaan homestay dan pemandu wisata.
Suasana sejuk, pemandangan indah dan keramahan dan kebersamaan warga dengan 10 unit homestay penuh kekeluargaan menjadi magnet kuat, pengunjung betah dan bakal balik lagi.
"Kami terus dorong kemajuannya. Saya bersama kolega sudah pernah ke sana dan bermalam di homestay, memang beda," katanya.
Begitu pun, Fikri berpesan kepada pengelola dan masyarakat untuk tetap menjaga kebersamaan, promosi melalui media sosial dan menjaga harga tetap.
"Banyak kasus kawasan tujuan wisata ditinggal pengunjung, karena sesuka hati menentukan harga, apalagi saat tingkat kunjungan tinggi. Jangan sampai hal itu terjadi juga di sana," katanya.
Ketua Pengelola Desa Wisata Sait Buttu, Slamet Suriadi, mengatakan, bersama dengan sejumlah kaum muda dan masyarakat kelompok sadar wisata, misi mengangkat potensi desa menjadi salah satu yang menjadi prioritas.
Desa Wisata Sait Buttu memiliki hamparan kebun teh milik PTPN IV, perladangan masyarakat, pemandangan alam perbukitan, pemandian sumber mata air alam, sejarah, dan budaya.
Homestay dengan suasana perkampungan, produk lokal asesoris memanfaatkan sampah yang dikelola melalui usaha bank sampah.
Life music akhir pekan di Cafe Kopi Antara yang berfungsi sebagai area beristirahat pengunjung sambil menikmati kopi, makanan lokal dan buah tangan.
Seiring waktu dan upaya keras, pada 2021, Nagori Sait Buttu ditetapkan Pemerintah Kabupaten Simalungun sebagai satu-satunya desa wisata berkonsep agroekoedukasi.
Potensi alam dimanfaatkan sebagai wisata edukasi, dengan dukungan nyata dari Pemerintah Kabupaten Simalungun dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematang Siantar.
Diperkirakan, tingkat kunjungan mencapai 500-1.000 per bulan, dan pengelola Desa Wisata Sait Buttu menargetkan sampai 1.000-2.000 per bulan.
"Kami bertekad desa wisata ini menjadi wisata agroekoedukasi terbaik di Kabupaten Simalungun bahkan tingkat Provinsi Sumatera Utara," katanya.
Tekad ini seiring kunjungan mulai dilirik wisata dari manca negara, seperti Malaysia dan Jepang.
Baca juga: Pemkab Simalungun Sumut fokus kembangkan jahe putih untuk ekspor
Baca juga: Kemenparekraf berikan pendampingan ke Desa Wisata Tigahirit Sumut
Pewarta: Juraidi dan Waristo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025