Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Provinsi Papua mengharapkan agar kearifan pangan lokal dapat diikutsertakan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebagai upaya memperkuat relevansi program nasional dengan kondisi sosio-kultural di daerah ini.
Penjabat (Pj) Bupati Jayapura Samuel Siriwa di Sentani, Rabu, (26/2) mengatakan bahwa program MBG harus adaptif dengan nilai-nilai lokal seperti kearifan tradisional dalam mengelola sumber daya alam, resolusi konflik dan kepemimpinan adat merupakan fondasi yang tidak boleh diabaikan, katanya.
Menurut Samuel, program pendidikan dan pemberdayaan masyarakat harus selaras dengan kearifan lokal yang berprinsip masyarakat adat Papua.
"Program MBG ini bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan inklusif dan penguatan ekonomi berbasis gotong royong, serta perlu penyesuaian agar program tidak satu arah melainkan merangkul pengetahuan lokal yang telah ada turun temurun," ujarnya.
Dia menjelaskan jika terimplementasi dengan baik, integrasi kearifan lokal dalam MBG diharapkan tidak hanya meningkatkan angka partisipasi pendidikan, tetapi juga menjaga identitas budaya di tengah derap pembangunan.
Baca juga: Kodam XVII/Cenderawasih siap kawal Program MBG di Tanah Papua
"Ini bukan sekedar program, melainkan bentuk penghormatan yang telah menjaga tanah ini selama ribuan tahun," katanya lagi.
Baca juga: Anggota DPR: Program MBG fondasi bentuk generasi Papua berkualitas
Dia menambahkan pihaknya berharap implementasi program MBG memberi dampak terhadap kemajuan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua, dengan tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang ada.
"Kami berharap pada pelaksanaan MBG dapat melibatkan orang tua dan guru, agar dapat ikut memantau kebutuhan gizi dan memberi dampak ekonomis bagi masyarakat Papua, karena bahan baku mengandalkan pangan lokal," ujarnya lagi.
Baca juga: Wapres minta kepala daerah bantu pastikan stok pangan dukung MBG
Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025