Poso, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, membangun desa damai sebagai langkah strategis dalam memperkuat kohesi sosial dan menjaga keberagaman masyarakat untuk Poso lebih damai dan sejahtera.
Wakil Bupati Poso Soeharto Kandar di Poso, Selasa, mengatakan Kabupaten Poso memiliki sejarah panjang penuh dinamika, namun kaya akan nilai kebersamaan, ketangguhan, dan semangat perdamaian
"Karena itu, menjaga serta memperkuat perdamaian merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat," katanya.
Ia menyampaikan hal ini pada kegiatan kick-off program Memperkuat Kohesi Sosial, Membangun Desa Damai, yang dilaksanakan Wahid Foundation bersama Libu Perempuan di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara.
Baca juga: BNPT: Digitalisasi kunci percepat pantau konten kekerasan dan radikal
Wabup menegaskan radikalisme dan ekstremisme kekerasan merupakan ancaman nyata yang tidak hanya merusak kehidupan sosial, tetapi juga menghambat pembangunan daerah.
Menurut dia, momentum kick-off ini menjadi langkah awal memperkuat komitmen bersama membangun Kabupaten Poso yang damai dan harmonis.
“Dengan kerja sama yang tulus dan kesungguhan kita semua, cita-cita mewujudkan desa-desa damai di Poso pasti dapat terwujud,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi inisiatif Wahid Foundation dan Libu Perempuan menghadirkan program tersebut di Poso sebagai upaya membangun masyarakat aman, damai, inklusif dan harmonis.
Baca juga: BNPT sebut pelajar jadi garda terdepan cegah radikalisme
Ia juga menekankan kohesi sosial tidak dapat terbentuk secara otomatis, melainkan harus dibangun melalui kerja sama, saling percaya, dan saling menghargai antar seluruh elemen masyarakat.
"Peran perempuan, pemuda, dan tokoh agama dan seluruh masyarakat desa menjadi kunci utama dalam memperkuat ketahanan sosial,” katanya.
Ia mengharapkan program ini mampu melahirkan desa-desa damai yang bisa menjadi teladan, tidak hanya di Poso, tetapi juga di tingkat regional dan nasional.
Ia juga mengajak seluruh pihak untuk terus memperkuat persaudaraan antar umat beragama, etnis, dan golongan, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran paham radikal dan intoleran.
Selain itu, ia menekankan pentingnya program pemberdayaan masyarakat desa agar memiliki ketangguhan sosial dan ekonomi, sehingga tidak mudah dipengaruhi ideologi kekerasan.
Baca juga: BNPT ingatkan cegah ancaman intoleransi dan radikalisme sejak dini
Pewarta: Nur Amalia Amir
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.