Labuan Bajo (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Stefanus Jemsifori menyatakan kelompok sadar wisata (pokdarwis) menjadi salah satu kekuatan penting untuk membangun desa wisata di daerah itu.
"Jadi pengembangan desa wisata itu harus bottom up, artinya dari bawah, dari masyarakat itu sendiri sehingga perkembangan pariwisata lebih optimal dan pemerintah daerah hanya memberikan rangsangan atau stimulus," katanya di Labuan Bajo, Senin (8/12).
Ia menyampaikan hal tersebut menyusul Pokdarwis Cunca Plias yang dinobatkan sebagai pokdarwis terbaik ke-11 di seluruh Indonesia dalam ajang bergengsi Wonderful Indonesia Award yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI pada 5 Desember 2025.
Baca juga: Kelompok sadar wisata di Tulungagung konservasi penyu secara mandiri
Ia juga menjelaskan Pokdarwis Cunca Plias yang mengelola sejumlah spot wisata di Desa Wisata Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang merupakan pokdarwis yang secara konsisten mengembangkan potensi Desa Wisata Wae Lolos.
Hal itu sejalan dengan komitmen pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor pariwisata di luar kawasan Taman Nasional (TN) Komodo.
Sehingga, lanjut dia, pada tahun 2024 Pemkab Manggarai Barat memperkuat pengelolaan Desa Wisata Wae Lolos dengan program inovasi fasilitasi masyarakat desa wisata (Fasmadewi).
"Sangat pantas sekali mereka menerima penghargaan dari Kemenpar, karena inovasinya tidak pernah berhenti jadi mereka benar-benar sudah mandiri dan polesan yang diberikan oleh pemerintah itu menjadi support yang kuat buat mereka terus berinovasi," katanya.
Pemerintah daerah, kata dia, berkomitmen mendorong kemandirian dan inovasi pokdarwis di Manggarai Barat melalui program pelatihan dan pemberdayaan masyarakat serta pokdarwis desa wisata di Manggarai Barat.
Baca juga: Pemkab Pasaman Barat bentuk pokdarwis tingkatkan sadar wisata
"Kami fokus di desa wisata, penataan desa wisata karena kami mau menjawab tagline bupati dan wakil bupati yakni membawa uang dari laut ke darat, sehingga wisatawan yang datang ke Manggarai Barat ini tidak hanya fokus ke TN Komodo, tapi mereka juga bisa datang ke desa wisata sehingga predikat destinasi pariwisata super prioritas Labuan Bajo itu juga dirasakan oleh desa-desa wisata di pedalaman di daratan Flores," katanya.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Cunca Plias Robert Perkasa menyampaikan kebanggaan sebagai pokdarwis yang mengharumkan nama Labuan Bajo di kancah nasional.
"Kami mendaftarkan Pokdarwis Cunca Plias yang fokus mengelola daya tarik wisata di Wae Lolos dan setelah melalui proses panjang, kami diakui bukan hanya sebagai salah satu Pokdarwis Terbaik NTT, tetapi juga Indonesia, adalah hal yang sangat membanggakan," ungkapnya.
Prestasi itu, lanjut dia, menjadi puncak dari serangkaian pengakuan yang diterima Desa Wisata Wae Lolos, yang menegaskan posisinya sebagai destinasi pariwisata unggulan, melengkapi Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas (DPSP).
Ia juga menjelaskan penghargaan itu bukan yang pertama. Desa Wisata Wae Lolos menunjukkan performa yang konsisten dengan sejumlah capaian dalam dua tahun terakhir di mana masuk dalam 500 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada tahun 2024 dan menjadi delegasi Provinsi NTT pada ajang Bali Beyond Travel Fair (BBTF) ke-11, pada Juni 2025.
Baca juga: Pemerintah memperkuat kelompok sadar wisata
Selanjutnya, Desa Wisata Wae Lolos juga masuk dalam 15 besar nasional dalam Lomba Desa Wisata Nusantara (LDWN) Kementerian Desa pada Juni 2025 dan meraih juara 3 Finalis Floratama (Plus) Destination Leadership Program (FDLP) Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) pada Oktober 2025 serta meraih peringkat I Desa Wisata Terbaik Binaan Bank Indonesia NTT, November 2025.
Ia juga menjelaskan desa Wisata Wae Lolos, yang berjarak sekitar 32 km dari Labuan Bajo, terkenal dengan julukan "Wisata Seribu Air Terjun" memiliki daya tarik utama seperti Air Terjun Cunca Plias dan ikonik Cunca Ri'i (Kolam di Atas Awan) serta pemandangan asri sawah hijau, perbukitan memesona Toto Ninu, serta sumber air panas di Dusun Ndengo, menawarkan ketenangan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pengunjung juga dapat menikmati beragam paket trekking seribu air terjun hingga camping di hutan dan berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal, mengunjungi rumah adat di Kampung Langgo dan Kampung Adat Rangat, serta menikmati atraksi budaya otentik Manggarai.
"Angka kunjungan wisatawan meningkat signifikan dalam tiga tahun terakhir di mana pada periode Juni-Desember 2023 sebanyak 1.700 orang, tahun 2024 sebanyak 11.015 orang dan periode Januari-November 2025 sebanyak 13.739 orang," katanya.
Ia menjelaskan tingginya kunjungan wisatawan menunjukkan potensi Desa Wisata Wae Lolos sebagai destinasi alternatif utama yang semakin diminati di luar kawasan DPSP Labuan Bajo.
Baca juga: Bandara Komodo siap layani penambahan rute penerbangan internasional
Pewarta: Gecio Viana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































