Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mendukung lanjutan penelitian dan pemugaran Situs Megalitikum Gunung Padang guna mengungkap misteri di balik situs prasejarah itu.
Bupati Cianjur Muhammad Wahyu Ferdian di Cianjur, Jumat, menyatakan sudah mendapatkan informasi terkait dengan lanjutan penelitian dan pemugaran Situs Gunung Padang oleh seratus tenaga ahli, termasuk peneliti yang dimulai pada Agustus ini.
"Kami sudah mendapat informasi dan menerima sejumlah tim ahli yang akan melakukan penelitian dan pemugaran lanjutan guna mengungkap misteri yang tersimpan di Gunung Padang," katanya.
Setelah penelitian tuntas, dia mengharapkan, seluruh fakta di dalamnya dapat mengubah sejarah dunia sehingga Cianjur menjadi pusat peradaban dunia dan dampak baik terutama perekonomian yang terus meningkat seiring dengan angka kunjungan yang tinggi ke daerah itu, terutama dari luar negeri.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Indonesia teliti kepekaan Situs Gunung Padang
Pemerintah daerah akan melakukan penataan di zona yang masuk kewenangannya guna menunjang keberadaan situs tertua di dunia dengan membangun sarana dan prasarana, seperti penginapan, pusat kuliner, dan tempat istirahat.
"Ketika seluruh misteri terungkap bahwa sudah ada peradaban maju ribuan tahun sebelum Masehi di Kabupaten Cianjur, tentunya mata dunia akan tertuju ke Cianjur, sehingga kami akan membangun berbagai sarana dan prasarana penunjang agar wisatawan yang datang merasa nyaman," katanya.
Tim peneliti akan menggunakan sejumlah metode dan alat untuk proses lanjutan penelitian dan pemugaran Situs Megalitikum Gunung Padang, metode penyusuran dengan berjalan kaki, serta menggunakan pesawat nirawak untuk metode penyusuran dari udara.
Ketua tim peneliti yang juga arkeolog, Ali Akbar, mengatakan penelitian dan pemugaran tahap awal akan berjalan selama tiga bulan, melibatkan 100 orang ahli dibantu warga lokal dengan harapan dapat mengungkap seluruh misteri situs itu.
"Sejumlah metode yang dilakukan dapat melihat kondisi keseluruhan dari Situs Megalitikum Gunung Padang, terutama memastikan pilar yang menjadi fokus penelitian," katanya.
Tim juga akan menggunakan alat Light Detection and Ranging (Lidar) sebagai cara penginderaan jarak jauh dengan radar, di mana hasilnya diolah dengan komputer sehingga pepohonan akan dapat dibersihkan di layar komputer.
Pihaknya tidak menutup kemungkinan menggunakan alat canggih lain dengan metode penelitian lainnya akan digunakan ketika menemukan sesuatu, di mana alat dan teknik yang dilakukan sudah teruji dan dipakai di sejumlah penelitian dalam dan luar negeri.
"Keseluruhan alat dan teknik ini bersifat non-destruktif karena pada tahap awal belum dilakukan penggalian dan pengubahan bentuk lahan, alat Lidar yang digunakan akan membuat permukaan tanah terlihat sepenuhnya tanpa terhalang pohon atau benda lainnya," kata dia.
Baca juga: Tim ahli libatkan masyarakat teliti Situs Gunung Padang pada 1 Agustus
Baca juga: Gunung Padang, situs punden berundak terbesar di Asia Tenggara
Baca juga: Kementerian Kebudayaan lakukan kajian pemugaran situs Gunung Padang
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































