Pemerintah revitalisasi 24 unit sekolah di Purbalingga Jateng

11 hours ago 3

Purbalingga (ANTARA) - Pemerintah merevitalisasi 24 unit sekolah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, melalui Program Revitalisasi Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran yang merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto.

Ditemui usai memantau pelaksanaan Program Revitalisasi Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran di SD Negeri 2 Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jumat, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Ujang Komarudin mengatakan program tersebut merupakan realisasi PHTC keempat berupa revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran.

Oleh karena itu, kata dia, bangunan sekolah yang mengalami berbagai kerusakan akan direvitalisasi oleh pemerintah dengan uang negara agar anak-anak didik merasa nyaman saat bersekolah.

"PHTC keempat ini, revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran, bagian dari kepedulian Bapak Presiden untuk memastikan bahwa anak didik kita siap menjadi orang-orang hebat, orang-orang kuat, orang-orang yang cerdas, dan bisa bersaing di dunia internasional," katanya.

Selain revitalisasi sekolah, kata dia, Presiden juga memiliki beberapa program unggulan seperti Sekolah Rakyat dan SMA Unggulan Garuda untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat, kuat, cerdas, serta bisa menghadapi Indonesia Emas 2045.

"Itu menjadi program unggulan dan amanah dari Undang-Undang Dasar 1945, mencerdaskan kehidupan bangsa," kata Ujang.

Baca juga: Pemerintah pastikan revitalisasi tak hanya sasar sekolah negeri

Sementara itu, Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah Nugraheni Triastuti mengatakan pihaknya sebagai salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) merasa suka cita karena pada momentum Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal Mei, Presiden Prabowo Subianto meluncurkan dua program prioritas dalam PHTC.

Menurut dia, dua program tersebut berkaitan dengan revitalisasi sarana dan prasarana serta terkait dengan digitalisasi pembelajaran.

"Dan kedua program itu, alhamdulillah ada di SD Negeri 2 Bodaskarangjati ini, sehingga kami hadir di sini untuk bisa melakukan launching (peluncuran, red.) secara bersama-sama," katanya.

Dia mengatakan nantinya anggaran revitalisasi sarana-prasarana tersebut akan langsung ditransfer ke rekening sekolah dan dilakukan secara swakelola dengan melibatkan masyarakat sekitar.

Dia mengharapkan ketika kegiatan revitalisasi tersebut dilaksanakan, pihak sekolah tetap fokus melakukan proses belajar-mengajar, sedangkan masyarakat terlibat dalam proses pembangunannya, sehingga hal itu menjadi partisipasi semesta untuk mendukung pendidikan yang bermutu.

"Untuk sasarannya, sebenarnya sekolah yang rusak di Indonesia ini mencapai 980 ribu, tetapi untuk tahun 2025 ini teranggarkan 10.440 (sekolah). Ini data yang diperoleh dari awal ketika masih masuk dikelola oleh PUPR (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)," katanya.

Akan tetapi saat ini, kata dia, telah dipindahkan ke Kemendikdasmen dan dalam pengelolaannya dilakukan secara swakelola, tidak menutup kemungkinan jumlah sekolah sasaran bertambah.

Selain itu, lanjut dia, adanya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan swakelola akan memperingan pemerintah untuk membantu sekolah-sekolah yang saat ini dalam kondisi rusak.

"Berdasarkan informasi Dapodik (Data Pokok Pendidikan) dan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga disebutkan kurang lebih ada 373 sekolah yang saat ini kondisinya rusak, dan tahun 2025 ini dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menyediakan 24 sekolah untuk revitalisasi sarpras di Kabupaten Purbalingga," katanya menjelaskan.

Baca juga: RAPBN 2025 alokasikan Rp20,3 triliun untuk revitalisasi sekolah

Menurut dia, alokasi anggaran untuk masing-masing sekolah berbeda-beda karena tergantung dari kerusakan yang ada di sekolah tersebut setelah divalidasi.

"Untuk SD Negeri 2 Bodaskarangjati ini di angka Rp1.011.120.000, untuk SMA Negeri Karangreja hampir mencapai Rp3 miliar," kata Nugraheni menjelaskan.

Terkait dengan hal itu, Kepala SD Negeri 2 Bodaskarangjati Sumeh Handari mengaku sangat berbahagia karena sekolah yang dipimpinnya menerima Program Revitaliasi Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran dari Presiden Prabowo Subianto.

Dia mengakui beberapa ruangan SD Negeri 2 Bodaskarangjati mengalami kerusakan, terutama ruang kelas sehingga menimbulkan kendala bagi anak didik dalam pembelajaran.

Bahkan ketika musim hujan, kata dia, sekolah tersebut sering mengalami banjir karena posisinya lebih rendah dari jalan raya.

"Oleh karena itu, kami berencana meninggikan bangunan sekolah setinggi 50 centimeter agar tidak kebanjiran," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan selama pelaksanaan revitalisasi berlangsung, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung meskipun tidak dilaksanakan di sekolah.

Dalam hal ini, kata dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi/lembaga untuk menggunakan beberapa ruang sebagai tempat belajar mengajar.

"Kami juga sudah berkomunikasi dengan beberapa warga agar bisa menggunakan rumah yang tidak dipakai, untuk kegiatan belajar mengajar," kata Sumeh.

Baca juga: PU siap mendukung program revitalisasi sekolah/madrasah tahun 2025

Baca juga: Mendikdasmen: Renovasi gedung SDN 02-03 Leuwibatu selesai didesain

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |