Pemerintah kejar integrasi pendidikan perubahan iklim dalam kurikulum

5 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah terus berupaya menyiapkan generasi muda yang memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim dan mendukung pembangunan berkelanjutan dengan mengintegrasikan pendidikan perubahan iklim dalam kurikulum pendidikan yang terimplementasi saat ini.

Direktur Mobilisasi Sumber Daya Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Franky Zamzani dalam diskusi daring yang diikuti dari Jakarta pada Rabu, mengatakan bahwa laporan UNICEF pada 2021 terkait indeks risiko iklim terhadap anak-anak memperlihatkan lebih dari 1 miliar anak di seluruh dunia hidup di wilayah yang berisiko ketika terjadi perubahan iklim.

"Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam menghadapi krisis iklim, perlu strategi jangka panjang untuk memastikan generasi muda Indonesia tumbuh menjadi individu yang berketahanan iklim dan sadar lingkungan," kata Franky Zamzani.

"Salah satu strategi yang penting dan mendesak adalah melalui integrasi pendidikan lingkungan khususnya ke dalam kurikulum yang disebut dengan pendidikan perubahan iklim," tambahnya.

Baca juga: KLH mulai susun Rencana Adaptasi Nasional hadapi perubahan iklim

Dia mengingatkan perubahan besar itu dimulai dari pendidikan dan kebiasaan baik yang diturunkan dari keluarga, dimulai dengan langkah-langkah kecil seperti mengurangi botol plastik sekali pakai dan menggunakan transportasi umum.

Dalam diskusi yang sama, Ketua Tim Kerja Pembelajaran, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Nur Rofika Ayu Shinta menjelaskan dampak perubahan iklim menjadi salah satu kenyataan di generasi saat ini.

Kurikulum, jelas Shinta, kemudian menjadi salah satu media yang digunakan pemerintah untuk mempersiapkan generasi berketahanan menghadapi dampak krisis iklim. Integrasi pendidikan lingkungan ke kurikulum nasional kemudian mulai dilakukan sejak 2024.

Bekerja sama dengan UNESCO, pemerintah tidak hanya menyasar kepada siswa tapi dimulai dari peningkatan kapasitas sekolah dan guru terkait pendidikan lingkungan dan perubahan iklim, disertai dengan pelibatan masyarakat.

"Melalui kurikulum kita harapannya bisa memampukan siswa untuk mengambil aksinya sendiri dan berkontribusi untuk menurunkan emisi. Jadi kita tidak menuntut untuk sesuatu yang besar tapi memulai dari hal-hal yang kecil yang bisa siswa lakukan di aktivitas sehari-hari," jelasnya.

Tidak hanya itu, jelasnya, di dalam pendidikan perubahan iklim di dalam kurikulum juga mendukung generasi mendatang untuk menangkap kesempatan dalam sektor ekonomi hijau serta menjadi fondasi pengembangan keterampilan di bidang tersebut.

Dengan prinsip Relevan, Afektif, Merujuk Pengetahuan, Aksi Nyata dan Holistik (RAMAH), Kemendikdasmen kemudian memulai dengan memberikan pemahaman global kepada satuan pendidikan mengingat belum semua tenaga pendidik memahami betul terkait isu tersebut, dilanjutkan menghubungkannya dengan konteks lokal di wilayah masing-masing.

Menggunakan data terbaru, maka kemudian diharapkan dapat mendorong aksi nyata dan memastikan dapat dipelajari dalam berbagai mata pelajaran serta menjadi bagian dari ekstrakurikuler dan budaya sekolah.

Baca juga: Kemendikbud: Pendidikan perubahan iklim masuk dalam kurikulum

Baca juga: Kemendikbud rilis buku panduan persiapkan siswa hadapi perubahan iklim

Baca juga: RI-Jeju jajaki kerja sama sekolah ramah lingkungan, energi terbarukan

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |