Pemerintah gotong royong pulihkan kerusakan dampak banjir di Bali

1 week ago 7

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan pemerintah pusat dan daerah siap bergotong royong untuk mempercepat pemulihan kerusakan dampak bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Bali.

"Semua kementerian-lembaga sudah bergerak sesuai tugasnya bersama pemerintah daerah di tingkat kabupaten dan kota untuk akan mempercepat semua perbaikan kerusakan fasilitas umum serta rumah warga," kata Kepala BNPB, Suharyanto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, diatur dalam Undang-Undang (UU) 24/2007, BNPB berperan sebagai koordinator lintas kementerian dan lembaga dalam menghadapi penanganan fase tanggap darurat - pemulihan demi memastikan semua berjalan dengan baik dan cepat.

Baca juga: Wapres Gibran tenangkan pengungsi banjir di Denpasar

Sebagaimana ketentuan tersebut, BNPB sudah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial untuk penanganan pengungsi, dapur umum, hingga distribusi bantuan, dan dalam hal ini Menteri Sosial, Saifullah Yusuf dijadwalkan hadir langsung ke Bali pada hari ini untuk memastikan layanan dasar masyarakat itu dapat terpenuhi.

Kemudian, untuk perbaikan infrastruktur berskala besar, seperti kerusakan pada jalan dan jembatan menjadi tugas Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dengan dukungan BNPB yang melibatkan juga personel TNI/Polri.

Sementara, untuk sekolah yang rusak akan ditangani Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan kerusakan sarana ibadah ditangani oleh Kementerian Agama.

"Jadi, memang ini kan sudah teratur sedemikian rupa ya, dapat dilihat bersama semuanya sudah datang ke sini, dan semuanya akan membantu masyarakat," kata dia.

Tim petugas gabungan di lapangan masih menghimpun jumlah rinci bangunan rumah, jalan, jembatan maupun fasilitas publik yang rusak. Namun, data sementara yang didapatkan sedikitnya ada 474 unit kios - ruko yang terdampak.

"Untuk rumah masyarakat, hingga kios, ruko 474 yang terdampak ini perlu koordinasi lebih dalam bagaimana cara untuk menyelesaikannya," kata dia.

Terlepas dari situ, pihaknya menilai bahwa kejadian banjir di Bali kali ini menjadi peringatan penting tentang dampak perubahan iklim, hingga kesiapsiagaan menghadapi dinamika pola cuaca, sekaligus perencanaan tata ruang yang berketahanan dan berkelanjutan.

Bencana hidrometeorologi basah itu terjadi setelah Bali diguyur hujan berintensitas sangat lebat yang diperparah oleh adanya gangguan gelombang ekuatorial rossby lebih dari 24 jam sejak Selasa (9/10) pagi.

Baca juga: TNI AD turunkan prajurit untuk evakuasi korban banjir di Bali

Baca juga: BNPB: Total korban banjir di Bali bertambah jadi 16 orang meninggal

Dilaporkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat itu curah hujan yang turun mencapai 385 milimeter atau setara dengan akumulasi curah hujan sebulan penuh.

BNPB, pada Kamis (11/9) malam melaporkan dalam peristiwa kebencanaan ini ada 16 korban meninggal, satu orang hilang, dan sebanyak 562 warga mengungsi di sejumlah titik pengungsian sementara memanfaatkan posko dan sejumlah fasilitas umum, seperti sekolah hingga balai desa.

Untuk mendukung percepatan pemulihan dan menjamin kondisi penyintas di pengungsian, BNPB menyalurkan bantuan logistik maupun peralatan berupa 200 lembar selimut, 200 matras, 300 paket sembako, 50 unit tenda keluarga, dua unit tenda pengungsi, satu unit perahu karet dengan mesin, serta tiga unit pompa air.

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |