Jakarta (ANTARA) - Para pemeran teater 'Bunga Penutup Abad' membagikan kisah tentang tantangan terbesar dan persiapan mereka menjelang pementasan yang kembali digelar tahun ini.
Pementasan tersebut akan menghadirkan kembali tokoh-tokoh ikonik dari karya sastra Pramoedya Ananta Toer, seperti Nyai Ontosoroh, Annelies, dan Minke.
Produser sekaligus pemeran Nyai Ontosoroh, Happy Salma dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, mengaku peran tersebut memberinya tekanan tersendiri, terlebih setelah terakhir memerankannya sembilan tahun lalu.
Ia menjelaskan bahwa pendalaman naskah kali ini menuntutnya memaknai setiap teks secara lebih matang, baik dari artikulasi, gaya, maupun vokal.
“Tantangannya adalah memberikan warna baru, bukan sekadar mengulang,” ujar Happy.
Baca juga: Happy Salma harap teater tingkatkan apresiasi sastra dan literasi
Happy juga menyinggung sulitnya mencari aktor lintas media yang bersedia meluangkan waktu panjang untuk panggung teater.
Ia mengapresiasi komitmen rekan-rekannya, termasuk Reza Rahadian dan Chelsea Islan, yang dinilainya memberikan totalitas penuh.
Pada kesempatan yang sama, Chelsea Islan, yang kembali berperan sebagai Annelies setelah tujuh tahun, mengaku deg-degan karena harus membawa energi baru serta adaptasi terhadap perubahan panggung dan komposisi aktor.
Ia mengungkap adanya adegan tambahan yang menggambarkan sisi psikologis Annelies yang semakin rapuh.
“Banyak rasa baru yang ingin kami hadirkan agar penonton mendapatkan pengalaman berbeda,” kata Chelsea.
Sementara itu, Reza Rahadian menyebut tantangan terbesarnya adalah menghadirkan lapisan emosi baru pada karakter Minke, tanpa mengubah esensi tokoh tersebut.
Baca juga: Happy Salma ikut meramaikan peringatan seabad Pramoedya Ananta Toer
Reza pun mengaku memanfaatkan pengalaman pribadi dan refleksi diri untuk memperdalam peran.
Ia berharap pementasan 'Bunga Penutup Abad' tahun ini menjadi sajian berbeda yang tetap setia pada kekuatan ceritanya, sekaligus menghadirkan interpretasi segar dari para aktor utamanya.
“Ini challenge bagaimana menampilkan sesuatu yang tidak sama seperti dulu, karena penontonnya juga akan lebih beragam,” kata Reza.
Setelah sukses diselenggarakan pada 2016, 2017 dan 2018, pementasan teater 'Bunga Penutup Abad' produksi Titimangsa yang dipersembahkan oleh Bakti Budaya Djarum Foundation kembali hadir menyapa para pecinta sastra dan teater Tanah Air.
Pementasan ini akan ditampilkan pada 29, 30, dan 31 Agustus 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta.
Pementasan teater 'Bunga Penutup Abad' yang juga merupakan produksi ke-88 Titimangsa ini merupakan alih wahana dari dua buku pertama Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer, yaitu 'Bumi Manusia' dan 'Anak Semua Bangsa'.
Tahun 2025 juga menandai 100 tahun kelahiran Pramoedya Ananta Toer sehingga menjadi momentum refleksi dan perayaan atas kontribusi Pram bagi perkembangan sastra, sejarah, pemikiran, dan kebudayaan Indonesia.
Pementasan 'Bunga Penutup Abad' tahun ini semakin spesial karena turut menjadi rangkaian dari program satu tahun peringatan Seabad Pram yang diprakarsai oleh Pramoedya Ananta Toer Foundation.
Baca juga: Bunga Penutup Abad hadir dengan pembaruan naskah dan tata panggung
Baca juga: "Bunga Penutup Abad" pembuktian Marsha Timothy sebagai Nyai Ontosoroh
Baca juga: Happy Salma dan "Bunga Penutup Abad" tayang "online" akhir pekan ini
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































