Surabaya (ANTARA) - Pelatih timnas Lebanon Miodrag Radulovic menyebut timnya tak mungkin menerapkan pola permainan menyerang saat menghadapi tuan rumah Indonesia pada laga FIFA Match Day di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Senin.
Radulovic memilih pendekatan bertahan dengan formasi 5-3-2 dan pendekatan ini membawa hasil positif untuk Lebanon setelah menahan Indonesia 0-0.
"Karena kami memainkan sistem taktik yang bagus melawan mereka. Kami mencoba menyerang, tetapi itu tidak mungkin. Selain itu, persiapan fisik kami tidak baik. Tetapi pertandingan ini akan membantu kami meningkatkan kepercayaan diri," kata pelatih asal Montenegro itu dalam jumpa pers di Stadion GBT, Senin.
Lebanon hanya mencatatkan 19 persen penguasaan bola dan empat tembakan ke arah gawang yang satu di antaranya tepat sasaran dan ditepis oleh kiper Emil Audero.
Radulovic mengaku puas dengan yang ditunjukkan pemain-pemainnya. Ini adalah hasil positif kedua Lebanon setelah sebelumnya mengalahkan Qatar 1-0.
Baca juga: Bermain “kotor” lawan Indonesia, kapten timnas Lebanon minta maaf
"Dan berkat para pemain saya, kami bermain dengan baik, dan saya puas dengan hasilnya. Terkadang ini terjadi karena tidak ada yang ingin kalah, seluruh tim ingin menang, tetapi saya pikir ini hasil yang cukup bagus," kata dia.
"Pertandingan terakhir kami menang atas Qatar, sekarang kami bermain di Indonesia, dan hasilnya imbang," tambah dia.
Radulovic berharap Indonesia mendapatkan hasil baik dalam putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bulan depan melawan Arab Saudi dan Irak.
Ia percaya Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 karena memiliki banyak pemain berkualitas.
"Saya harap pertandingan ini akan membantu Indonesia menang melawan Arab Saudi. Saya tahu mereka punya potensi besar. Sekarang mereka sedang membangun tim baru, itu tidak mudah. Ada sekitar 30 pemain yang sangat tangguh," kata dia.
Baca juga: Kluivert nilai taktik bertahan Lebanon jadi kendala Indonesia
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
