Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pedagang hewan di Pasar Barito, Jakarta Selatan menolak relokasi untuk pembangunan Taman ASEAN yang direncanakan menjadi salah satu ikon Jakarta.
"Kalau pedagang itu maunya ya jangan direlokasi, di sini aja. Kios juga baru jadi, belum ada tiga tahun," kata Ketua pedagang Barito, Lardi saat ditemui di Jakarta, Jumat.
Lardi mengatakan pasar Barito sebelumnya direnovasi dan beroperasi kembali pada 13 Oktober 2023.
Baca juga: Pemkot Jaksel minta pedagang jaga Pasar Hewan Barito setelah renovasi
Dia menyayangkan bangunan yang baru saja direnovasi bakal direlokasi. Terlebih, belum ada sosialisasi yang jelas bagi pedagang di kawasan tersebut.
Alasan lainnya, yakni banyak pedagang yang masih memiliki utang ei bank untuk modal berjualan sehingga membutuhkan penghasilan yang pasti.
"Kebanyakan teman-teman tuh karena pada punya utang. Ya, tunggu lunasin bakal dua sampai tiga tahun ya," ujarnya.
Sementara itu, pedagang kucing bernama Etty menambahkan sampai saat ini penjualannya terbilang sepi meski berjualan di tempat strategis seperti Barito.
"Udah dagang lagi keadaan sepi begini dan berita-berita udah mau dibongkar. Lagi sulit begini, nangis semuanya," ujar Etty.
Etty meminta pemerintah jangan dulu melakukan relokasi karena pedagang masih mengumpulkan uang demi membayar utang maupun memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tercatat sebanyak 137 kios di Pasar Barito yang terdiri dari 85 kios hewan, 18 kios buah, dan 34 kios kuliner.
Baca juga: Jaksel relokasi pedagang burung Barito imbas penyatuan taman ASEAN
Baca juga: Pram: Tiga taman segera beroperasi 24 jam dan menjadi taman ASEAN
Sebelumnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) berencana merelokasi pedagang burung Barito imbas penyatuan taman ASEAN.
Pedagang burung Barito direncanakan akan dipindah ke wilayah Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa dan Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.