PCO ungkap fakta di balik keteguhan Prabowo soal pangan dan energi

3 hours ago 2
Dalam konteks ketahanan energi, Indonesia masih sangat bergantung pada impor bahan bakar minyak (BBM).

Jakarta (ANTARA) - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi, dalam agenda diskusi umum, mengungkap fakta di balik keteguhan Presiden RI Prabowo Subianto dalam mengangkat isu ketahanan pangan dan energi sejak satu dekade terakhir.

Pada forum diskusi bertajuk Ada Apa dengan Prabowo? yang diselenggarakan Gerakan Milenial Pecinta Tanah Air di Jakarta, Sabtu, Hasan menyebut konsistensi Presiden sebagai komitmen mempertahankan kedaulatan ekonomi nasional di tengah gejolak global yang makin nyata.

"Sejak 2014, mungkin jauh sebelumnya juga sudah ada, Pak Prabowo selalu bilang ketahanan pangan, ketahanan energi. Kita waktu itu mikir apa sih ini? Ketahanan pangan, ketahanan energi?" katanya memantik jalannya diskusi.

Akan tetapi, saat ini, kata Hasan, sederet fakta perang yang melibatkan Rusia dan Ukraina, disusul konflik Gaza-Israel dan eskalasi antara India dan Pakistan yang baru-baru ini terjadi, membuktikan bahwa arahan Presiden makin relevan.

Baca juga: Gibran tekankan kemandirian pangan penting di tengah tantangan global

Baca juga: Bill Gates tertarik kembangkan potensi pisang di Indonesia

Hasan menjelaskan bahwa visi tersebut berakar pada gangguan rantai pasok internasional akibat geopolitik global. Sekalipun sebuah negara memiliki uang, belum tentu bisa membeli kebutuhan pokok dari luar negeri.

"Kenapa beliau konsisten sekali bicara soal ini dan itu? Presiden ngebut soal ini? Soal kemandirian bisa berdiri di atas kaki sendiri? Karena memang dunia bisa pecah kapan saja," ujarnya.

Dalam konteks ketahanan energi, kata Hasan, Indonesia masih sangat bergantung pada impor bahan bakar minyak (BBM).

"Misalnya, BBM saja, kita mungkin per hari menghabiskan 1,5 juta sampai 1,6 juta barel BBM. Satu jutanya impor per hari," katanya.

Dalam diskusi itu, Hasan juga menyebutkan bahwa kemandirian ekonomi nasional, tidak hanya baik dalam situasi krisis, tetapi juga situasi damai.

"Kalaupun dalam keadaan damai kan ketahanan pangan juga sangat bagus buat kita. Artinya, kita enggak perlu kocek untuk mengimpor barang dari luar yang untuk kebutuhan pokok," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus/Pradanna Putra Tampi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |