GSM: Pendidikan dasar hendaknya fokus bangun kemampuan berpikir kritis

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal mengatakan pendidikan dasar hendaknya fokus dalam membangun kemampuan berpikir kritis dan ilmiah siswa.

"Rendahnya fondasi berpikir kritis dan ilmiah anak kita dengan ekosistem sekolah yang mengekang, menyebabkan masih banyak siswa belum mampu membedakan fakta dan opini," ujar Nur Rizal dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Dia menjelaskan sebelum anak belajar mengenai pemograman dan juga kecerdasan buatan atau AI, hendaknya perlu dibangun dulu fondasi berpikir kritis dan ilmiah anak seperti kemampuan berpikir sebab akibat sederhana.

Kemampuan pemograman dan AI berada pada tingkat abstrak hingga refletik. Dikhawatirkan akan terjadi kecemasan belajar yang melahirkan ilusi kecerdasan.

"Bukan lompatan kemajuan yang terjadi, melainkan kemunduran yang terselubung oleh kemasan modernitas," terang dia.

Ia juga berpesan agar kebijakan dan program kementerian dapat menguatkan fondasi berpikir dan budaya ilmiah siswa, yang sudah pasti memerlukan proses dan waktu tidak sebentar. Namun hal itu sulit tercapai jika terjadi gonta ganti kebijakan yang tidak substantif.

"Jika hal ini terus terjadi, maka perubahan struktur yang kerap pemerintah lakukan tidak akan membuat masyarakat untuk bersemangat, karena tidak menyentuh kebutuhan mereka akan pendidikan. Apa yang kita butuhkan saat ini adalah perubahan mendasar atau revolusi kultural. Untuk itu, program pendidikan yang paling prioritas kita lakukan saat ini adalah kembali ke akar dan kebudayaan," imbuh dia.

Pendidikan harus kembali untuk menuntun kekuatan kodrat alam agar tumbuh sesuai dengan dunianya sendiri, seperti yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara. Kodrat itu adalah rasa ingin tahu, kreativitas, dan potensi yang beragam. Tapi hal itu harus dijalankan dalam kebudayaan yang tidak mengekang guru.

GSM mengajak semua guru, anak muda dan masyarakat untuk turun membangun aksi rekonstruksi kesadaran kultural melalui sejumlah kegiatan seperti Arisan Ilmu antar Guru, Gerakan Anak Muda Turun ke Sekolah, dan NgKaji Filsafat Pendidikan untuk menentukan arah dan peta jalan pendidikan dari kebutuhan akar rumput.

Baca juga: GSM: Sejarah para pahlawan dapat dijadikan cara benahi pendidikan

Baca juga: Praktisi sebut pentingnya ruang ketiga di dunia pendidikan

Baca juga: GSM: Kolaborasi para guru dapat ciptakan sekolah yang menyenangkan

Pewarta: Indriani
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |